Rabu 03 Jan 2018 16:37 WIB

Dua Inspirasi Tampikan Masjid Syekh Zayed

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Masjid Syekh Zayed Abu Dhabi.
Foto: en.wikipedia.org
Masjid Syekh Zayed Abu Dhabi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Masjid Syekh Zaid merupakan masjid yang terbesar seantero UEA. Luas kompleks masjid ini mencakup 12 hektare. Secara keseluruhan, kompleks rumah ibadah ini dapat menampung sekitar 41 ribu jamaah.

Selain ruang utama untuk shalat, ada pula dua ruang yang lebih kecil ukurannya.Masing-masing itu dapat menampung sekitar 1. 500 orang dan diperuntukkan bagi jamaah Muslimah.

Bangunan masjid ini didominasi warna putih. Namun, corak yang tampil merupakan perpaduan antara Timur dan Barat. Para arsitek dan seniman yang terlibat dalam pembangunan Masjid Syekh Zaid berasal dari mancanegara.

Mereka antara lain India, Italia, Jerman, Mesir, Turki, Maroko, Pakistan, Malaysia, Iran, Cina, Inggris, Selandia Baru, Makedonia, dan UEA sendiri. Demikian pula dengan bahan bangunannya yang didatangkan dari pusat-pusat material terbaik dunia.

Untuk membangun masjid ini, tidak kurang dari tiga ribu pekerja didaya gunakan. Selain itu, sebanyak 38 perusahaan jasa kontraktor dilibatkan. Bahan baku batuan alami lebih diutamakan, baik untuk desain maupun konstruksi karena dinilai lebih berkualitas serta tahan lama. Itu khususnya pada batu marmer, lapisan emas, kristal, dan keramik.

Desain masjid ini terinspirasi dari kebudayaan Persia, Hindustan-Mughal, dan Mesir. Sedikitnya, ada dua masjid yang menjadi sumber inspirasi tampilan Masjid Syekh Zaid, yakni Masjid Iskandariah Abu al-Abbas al-Mursi di Mesir dan Masjid Badshahi di Lahore, Pakistan.

Bentuk lengkung dan pilar Masjid Syekh Zaid menyerupai gaya masjid Islam Klasik di Afrika Utara atau Andalusia. Adapun bentuk bagian gerbang masjid ini dan kubah-kubahnya menyerupai yang terdapat di Masjid Badshashi. Nuansa Arab tampak dari bentuk menara Masjid Syekh Zaid yang sekilas mirip dengan menara-menara di Masjid Nabawi.

Ada empat menara di tiap empat sudut masjid ini dengan tingginya masing-masing sekitar 107 meter.Halaman luas yang terletak di tengah kompleks Masjid Syekh Zaid mencakup 1,7 hektare.Ruang lapang ini berlantaikan marmer berwarna putih yang dipercantik dengan motif tumbuh- tumbuhan.

Sebagai salah satu ikon negara UEA, Masjid Syekh Zaid memiliki beberapa unsur yang menarik.Karpet sajadah masjid ini, misalnya, bila dibentangkan seluruhnya merupakan karpet terbesar di dunia. Karpet seluas 5.627 meter persegi tersebut dibuat oleh perusahaan garmen terkemuka asal Iran dan dirancang secara khusus oleh seniman Persia, Ali Khaliqi.

Bahan utamanya adalah wol berkualitas tinggi asal Selandia Baru sehingga memiliki tekstur yang lembut. Kemudian, sejumlah lampu kristal yang menggantung di langit-langit Masjid Syekh Zaid didatangkan khusus dari Munich, Jerman.

Lampu kristal yang terbesar di antaranya memiliki diameter 10 meter dan tinggi 15 meter.Ini dibuat oleh perusahaan perhiasan unggulan dari Austria, Swarovski.

Kolam Di sisi luar bangunan Masjid Syekh Zaid ini terdapat kolam yang bersisian dengan pilar-pilar masjid. Kolam ini begi tu jernih sehingga pantulan bangunan masjid ini terlihat jelas bahkan di malam hari. Ini berkat tata cahaya yang berkualitas tinggi karya arsitek Speirs and Major.

Tidak sekadar itu, arsitek tersebut juga membuat mekanisme agar permukaan kolam dan sisi bangunan di sebelahnya dapat merefleksikan fase bulan sepanjang waktu. Ada 96 pilar yang menopang bangunan utama.

Semuanya terbuat dari marmer dan dilapisi dengan mutiara pada sejumlah sisinya. Hiasan kaligrafi terdapat pada dinding dekat mihrab.Kaligrafi ini memuat 99 asma al-husna dengan gaya kufi.

Muhammad Mandi al- Ta mimi (UEA), Faruk Haddad (asal Suriah), dan Muhammad Allam (Yordania) merupakan tiga seniman kaligrafi yang merancang hiasan indah di masjid ini. Namun, ketiganya tidak hanya meng gunakan corak penulisan kufic, tetapi juga Naskhi dan Thuluth.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement