REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap Martono menyebutkan, jumlah kejadian bencana alam di wilayahnya sepanjang tahun 2017 mencapai 127 kejadian.
''Kejadian bencana alam yang dominan, terdiri dari bencana banjir, tanah longsor dan angin kencang,'' jelasnya, Rabu (3/1).
Secara rinci, jelasnya, bencana banjir terjadi sebanyak 26 kejadian, tanah longsor sebanyak 46 kejadian, dan bencana angin kencang sebanyak 52 kejadian. Sedangkan bencana lainnya. antara lain bencana angin kencang tercatat 2 kejadian, serta bencana kekeringan dan gempa masing-masing 1 kejadian.
''Alhamdulillah, dari kejadian bencana sebanyak itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Namun juga kerugian materinya cukup besar, mencapai Rp 22.028.637.000. Hal ini terutama akibat kejadian bencana gempa,'' katanya.
Akibat gempa yang terjadi 15 Desember 2017 tersebut, Martono menyebutkan, terjadi kerusakan pada 1.220 bangunan infrastruktur di 88 desa wilayah 21 kecamatan. Untuk bangunan rumah warga, 93 rumah mengalami roboh, 193 rumah rusak berat, 153 rumah rusak sedang dan 758 rumah rusak ringan.
Sedangkan untuk infrastruktur masyarakat, yang mengalami kerusakan terdiri dari bangunan sekolah sebanyak 3 unit, bangunan pasar sebanyak dua unit, dan infrastruktur lainnya sebanyak 16 unit.
Mengenai penanganan terhadap korban bencana, Martono menyebutkan, BPBD telah menyalurkan bantuan dalam bentuk bantuan darurat berupa barang dan logistik permakanan. ''Kalau bantuan dalam bentuk dana, sejauh ini belum ada. Sejauh ini baru kita usulkan ke Gubernur dan BNPB,'' katanya.
Bantuan dana tersebut, khususnya untuk korban bencana yang menyebabkan rumah warga mengalami roboh dan rusak berat. ''Kami mengusulkan agar warga yang rumahnya roboh mendapat bantuan Rp 15 juta, sedangkan yang rusak berat mendapat bantuan Rp 10 juta,'' jelasnya.