Kamis 04 Jan 2018 11:50 WIB

SBY Undang DPD Demokrat se-Indonesia Bahas Pilkada

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Indira Rezkisari
Presiden Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono
Foto: ROL
Presiden Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengundang seluruh Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat di 34 provinsi se-Indonesia di kediamannya di Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan pada Kamis (4/1). Rapat berkaitan persiapan pelaksanaan pidato politik awal tahun 2018 oleh SBY pada Jumat (5/1) esok.

Pantauan Republika.co.id di sekitar kediaman SBY nampak tidak begitu ramai, namun sejumlah kader Partai Demokrat terlihat bergantian memasuki rumah Presiden keenam RI tersebut. "Seluruh 34 Sekretaris DPD diundang beserta dua komunikator politik dari masing masing daerah, untuk persiapan pidato besok," ujar Juru Bicara Partai Demokrat Imelda Sari, saat dikonfirmasi pada Kamis (4/1).

Imelda juga tidak membantah rapat berkaitan finalisasi nama-nama bakal calon kepala daerah di daerah Pilkada yang didukung Partai Demokrat. Sebab, dalam agenda pidato politik Partai Demokrat juga diantaranya pengumuman dukungan sejumlah pasangan calon di Pilkada.

"Sudah pasti salah satunya itu, besok yang sudah fix akan diumumkan," ujarnya.

Sebelumnya pada Rabu (3/1), Sekretaris Jenderal Demokrat Hinca Pandjaitan mengungkapkan pidato politik SBY yang dilaksanakan pada Jumat (5/1) akan membahas sejumlah hal. Khususnya Pilkada di 171 daerah. Tak hanya itu, dalam kesempatan itu juga akan diumumkan pasangan calon kepala daerah yang didukung Partai Demokrat.

"Kalau teman-teman nanti mau tunggu yang 171 pasangan yang akan kami usung akan kami umumkan di sana beberapa yang sudah putus, tapi yang belum kan bisa saja belum," ujar Hinca.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement