REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jatim mengungkapkan, hingga saat ini masih ada sekitar 100 rumah sakit, atau kurang lebih 30 persen dari total rumah sakit di Jatim yang belum terakreditasi. Sementara, 70 persen sisanya sudah terakreditasi.
"Rumah sakit di Jawa Timur ini sudah lebih dari 70 persen sudah terakreditasi. Yang belum akreditasi lebih kurang 100 rumah sakit atau sekitar 30 persen," kata Dodo di sela acara pelantikan pengurus Persi Jatim di Hotel Harris, Jalan Bangka, Gubeng, Surabaya, Rabu (4/1).
Dodo menekankan kepada para direktur rumah sakit di Jawa Timur untuk segera melakukan akreditasi. Terlebih, menurutnya akreditasi tersebut merupakan dasar bahwa rumah sakit itu memberikan pelayanan dengan bagus. Terutama dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasiennya.
"Saya ingin mendorong kepada rumah sakit-rumah sakit yang belum terakreditasi, kalau bisa sebelum 2019 harus semua sudah terakreditasi. Karena kan semua masyarakat di 2019 harus ikut asuransi kesehatan, baik masyarakat yang kurang mampu atau pun masyarakat mandiri melalui BPJS Kesehatan," katanya.
Beberapa kendala utama yang dihadapi rumah sakit yakni kesiapan, rumah sakit baru, atau manajemen yang berganti. Ia menekankan rumah sakit yang belum terakreditasi hampir bisa dipastikan pelayanannya masih belum optimal.
"Jika rumah sakit tersebut sudah terakreditasi, sudah pasti pelayanannya bermutu dan benar-benar hati-hati dalam upaya penyelamatan pasien. Akreditasi diberikan karena kita mengecek langsung ke pasien bagaimana pelayanan dokter, fasilitas, hingga pengelolaan limbahnya," katanya.