REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 95,6 triliun dalam data sementara realisasi hingga akhir 2017. Penyaluran tersebut mencapai 89,6 persen dari target yang ditetapkan yakni senilai Rp 106,6 triliun.
Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, capaian tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan realisasi hingga Desember 2016 yang sebesar Rp 94,3 triliun. Selain itu, ia juga mengapresiasi tingkat kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) yang rendah.
"NPL juga rendah sekali hanya 0,22 persen per November 2017," kata Iskandar di Jakarta, Kamis (4/1).
Iskandar merinci,BRI berhasil merealisasikan penyaluran KUR sebesar Rp 69,6 triliun atau mencapai 97,8 persen dari target Rp 71,2 triliun. Sementara, Bank Mandiri menyalurkan Rp 13,3 triliun atau 102,5 persen dari target Rp 13 triliun dan BNI menyalurkan Rp 9,7 triliun atau mencapai 80,9 persen dari target Rp 12 triliun. Realisasi dari perbankan BUMN tersebut adalah posisi hingga akhir Desember 2017.
Catatan realisasi hingga November 2017 untuk bank swasta adalah sebesar Rp 1,3 triliun atau 24,9 persen dari target Rp 4,9 triliun. Sementara, Bank Pembangunan Daerah menyalurkan Rp 1,6 triliun atau 31,2 persen dari target Rp 4,2 triliun. Iskandar berharap, total keseluruhan penyaluran KUR pada 2017 bisa mencapai Rp 100 triliun. Hal ini karena data dari bank swasta dan BPD belum dilaporkan.
Penyaluran KUR ditujukan kepada sekitar 4 juta debitur pada 2017. Berdasarkan sektornya, Iskandar mengatakan, penyaluran KUR untuk sektor produktif mencapai 44 persen atau lebih dari target yang sebesar 40 persen. Realisasi ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2016 yang hanya sebesar 33 persen. Sektor produksi yang dimaksud adalah pertanian, perikanan, pengolahan, konstruksi, dan jasa-jasa produktif.