REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Semburan air yang bercampur gas dan lumpur di Desa Sukaperna, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, masih terus berlangsung. Upaya untuk menanggulangi semburan itupun akan terus dilakukan.
"(Semburan) masih. Posko BPBD Indramayu pun masih berdiri di sana," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Indramayu, Edi Kusdiana, Kamis (4/1).
Edi menyatakan, hingga saat ini belum ada warga yang dievakuasi akibat semburan tersebut. Namun Warga diimbau untuk berhati-hati karena semburan itu bisa menyala saat tersulut api.
Sementara itu, Humas Pertamina EP Jatibarang, Renita, menjelaskan, gas yang keluar bersama semburan air dan lumpur tersebut sudah diuji laboratorium. Hasilnya, gas tersebut berbeda dengan gas hasil produksi Pertamina.
"Kandungannya berbeda," kata Renita.
Renita menambahkan, gas yang menyembur di pemukiman warga di Desa Sukaperna berasal dari kedalaman sekitar 200 meter. Sedangkan gas hasil produksi Pertamina berasal dari kedalaman 1,6 kilometer.
Meski demikian, Pertamina telah berkoordinasi dengan jajaran muspika setempat guna melakukan penanggulangan terhadap kondisi tersebut. Penanggulangan itu dilakukan melalui sumur gas Pertamina yang ada di sekitar lokasi semburan, untuk mengeluarkan gas liar tersebut.
"(Gas) akan dialirkan dulu keluar agar tidak berdampak pada warga," tegas Renita.
Renita belum mengetahui pemanfaatan gas liar itu kedepannya. Sebab perlu ada penelitian lebih lanjut untuk memastikan apakah gas tersebut bisa dimanfaatkan atau tidak.
Seperti diberitakan, ratusan warga di Desa Sukaperna, Kecamatan Tukdana, resah akibat adanya semburan air yang bercampur gas dan lumpur di lingkungan rumah milik mereka. Selain di pekarangan rumah, ada juga semburan yang terjadi di dalam rumah warga.
Titik semburan kebanyakan terjadi di daerah sumur bor warga. Warga merasa takut karena semburan yang keluar bisa menyala saat dibakar oleh api.
"Seingat saya semburan ini mulai muncul lima bulanan yang lalu. Tapi semakin parah sejak semingguan terakhir," ujar salah seorang warga, Zaenab (55).
Zaenab mengaku terkadang mencium aroma gas yang menyengat dari semburan tersebut. Akibatnya, dia kerap merasakan sesak nafas.
Zaenab menambahkan, semburan itupun membuat air sumur di rumahnya kini tidak bisa digunakan lagi. Sebab, air sumurnya kini menjadi kotor akibat dipenuhi olehlumpur.