REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Dinas Kesehatan Ciamis menyatakan seorang balita asal Kecamatan Baregbeg tengah mendapat perawatan khusus di RSUD Ciamis. Balita tersebut diduga suspect difteri.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Engkan Iskandar menyebutkan, balita itu memperoleh perawatan pada akhir Desember. Kecurigaan terjangkit difteri muncul dari gejala penyakit yang diderita balita itu.
Misalnya pasien sulit menelan dan bernafas serta muncul selaput di bagian mulut. Sayangnya pihak Dinkes merahasiakan identitas balita itu.
"Pasien (suspect penderita difteri) yang di Baregbeg harus ada pengecekan (laboratorium) di Bandung. Untuk saat ini kami rawat di ruang isolasi di RSUD Ciamis," katanya pada wartawan, Kamis (4/1).
Pihak Dinkes belum bisa mengambil tindakan apa pun karena menunggu keluarnya hasil pengecekan laboratorium. Nantinya hasil tersebut digunakan untuk menangani pasien.
"Kami sejauh ini masih menunggu hasilnya. Jadi, sementara ini statusnya masih tersangka atau suspect. Tunggu saja. Hasil laboratorium dapat diketahui selama satu sampai dua minggu ke depan," ujarnya.
Walau statusnya masih suspect, balita tersebut dirawat secara intensif dengan ditempatkan di ruang isolasi. Tujuannya virus difteri tidak menular kepada pasien lain. Pengobatannya pun dilakukan dengan steril.
"Dari perkembangannya, kami ketahui kondisi pasien sekarang sudah menunjukan perbaikan yang bagus," ucapnya.