REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat 575 kali gempa bumi dalam kurun waktu Januari-Desember 2017 yang terjadi di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.
"Dalam kurun waktu Januari-Desember 2017, Stasiun Geofisika Banjarnegara mencatat sebanyak 575 kali gempa bumi di Jawa Tengah dan sekitarnya," kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara), Setyoajie Prayoedhie, di Banjarnegara, Kamis (4/1).
Dari 575 kali gempa bumi tersebut, kata dia, 16 di antaranya merupakan gempa dengan magnitudo di atas 5 SR. "Sedangkan gempa bumi dirasakan terdapat sebanyak 30 gempa bumi," katanya.
Dia juga menambahkan bahwa sepanjang 2017, cuaca ekstrem yang ditunjukkan dengan curah hujan lebih dari 50 milimeter/hari dan angin kencang di atas 45 kilometer/jam, terjadi 24 kali.
"Curah hujan maksimum terbesar 124 milimeter terjadi pada tanggal 8 Oktober 2017. Angin dengan kecepatan 45 kilometer/jam tercatat pada tanggal 26 Mei 2017," katanya.
Selain itu, katanya, sepanjang 2017, jumlah aktivitas petir yang tercatat 330.328 sambaran petir. "Jumlah sambaran aktivitas petir tertinggi terjadi pada Maret 2017 yaitu sebanyak 57.592 sambaran dan terendah terjadi pada Agustus 2017 yaitu 142 sambaran," katanya. Total curah hujan pada 2017, kata dia, 4.923 milimeter.
Dia menambahkan kecepatan angin rata-rata pada 2017 mencapai 10.2 kilometer/jam dengan kecepatan angin rata-rata tertinggi tercatat pada Maret yaitu 11.7 kilometer/jam dan terendah pada Juli yaitu 8.6 kilometer/jam.
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan mengingat puncak musim hujan diprakirakan terjadi pada Januari 2018. "Mengingat Jawa Tengah sudah memasuki musim hujan dan puncak musim hujan diprakirakan terjadi pada bulan Januari, BMKG mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan," katanya.