Kamis 04 Jan 2018 19:03 WIB

Hasto Buka Rahasia Djarot Selalu Dipilih Mega Maju Pilkada

Bakal Calon Gubernur (Bacagub) Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat mencium tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (dari kanan) usai penyerahan surat rekomendasi partai pada acara pengumuman rekomendasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur PDIP di Kantor PDIP Jakarta, Kamis (4/1).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bakal Calon Gubernur (Bacagub) Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat mencium tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (dari kanan) usai penyerahan surat rekomendasi partai pada acara pengumuman rekomendasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur PDIP di Kantor PDIP Jakarta, Kamis (4/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membuka rahasia Djarot Saiful Hidayat yang selalu mendapat tugas dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebagai calon kepala daerah.

"Saya terus berpikir mengapa Pak Djarot selalu mendapat tugas dari ketua umum sebagai calon kepala daerah, baik sebagai wagub DKI dan kemudian sebagai gubernur DKI, ternyata Djarot sebelumnya adalah penjaga makam Bung Karno di Blitar selama 10 tahun," kata Hasto Kristiyanto berseloroh di kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta, Kamis (4/1).

Hasto mengatakan hal itu, setelah Megawati mengumumkan penunjukan Djarot Saiful Hidayat sebagai bakal calon gubernur Sumatra Utara untuk Pilkada Serentak 2018. Djarot sendiri sebelumnya adalah wali kota Blitar, Jawa Timur selama dua periode pada 2000-2005 dan 2005-2010. Sebagai wali kota Blitar, Djarot tentunya memiliki kewajiban moral memelihara makam Bung Karno di kota tersebut.

Djarot sendiri dalam beberapa waktu ini terus mendapatkan tugas dari Megawati Soekarnoputri. Ketua Umum PDIP tersebut menugaskan Djarot untuk menjadi wakil gubernur DKI Jakarta yang kosong ketika Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diangkat sebagai gubernur di provinsi tersebut menggantikan Joko Widodo yang menjadi Presiden.

Djarot kemudian dipasangkan dengan Ahok menjadi calon wakil gubernur untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Djarot diangkat menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta pada Mei 2017, setelah Ahok nonaktif karena kasus penistaan agama yang membelitnya.

Ketika Ahok dijatuhi vonis oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Djarot, kemudian diangkat menjadi gubernur DKI Jakarta definitif, pada Juni 2017. Kini, Djarot kembali mendapatkan tugas dari Megawati untuk berkompetisi sebagai calon gubernur Sumatra Utara dalam Pilkada 2018.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement