Jumat 05 Jan 2018 09:00 WIB

Bali Mulai Terapkan e-Learning

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Gita Amanda
 Seorang guru mencoba mengoperasikan program solusi pendidikan dengan menggunakan digital.
Seorang guru mencoba mengoperasikan program solusi pendidikan dengan menggunakan digital.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sekolah-sekolah di Provinsi Bali mulai menerapkan e-learning. Penerapannya semakin diperluas dan tercatat sampai saat ini 333 penyelenggara, terdiri dari 10.008 kelas, 3.751 guru, dan 13.449 siswa sudah bergabung dalam sistem kelas maya.

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengatakan pihaknya telah menggelar rapat koordinasi pelaksanaan e-learning di Dinas Pendidikan Provinsi Bali. SMA dan SMK Negeri serta swasta merespons positif dan segera diimplementasikan lebih luas.
 
"Saya kira tak ada alasan mundur," kata Pastika, Jumat (5/1).
 
Mantan Kapolda Bali ini mengakui beberapa lokasi masih terkendala masalah infrastruktur dan jaringan internet, namun ia optimistis hal tersebut bisa ditangani. Pemerintah Provinsi akan menggandeng provider, termasuk pembangunan tower jaringan dan jaringan koneksi. Pemerintah daerah akan menyiapkan lahannya.
 
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali, Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusumawardhani menambahkan penerapan e-learning di Bali telah didukung pemerintah pusat. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI menjadikan Bali sebagai sekolah model untuk kelas maya.
 
"Pembelajaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di SMA dan SMK Bali ini akan menggunakan branding 'Jejak Bali' yang merupakan akronim dari Jejaring Jelajah Kreativitas Bali," katanya.
 
Jejaring bermakna komunikasi SMA dan SMK menggunakan TIK dalam pembelajaran di kelas. Jelajah bermakna siswa bisa bergabung di kelas maya guru dan sekolah lainnya. Kreativitas bermakna guru harus memiliki kreativitas tinggi untuk mengaktifkan kelas maya.
 
Pemerintah Provinsi Bali telah menguji coba server yang digunakan untuk sistem ini secara teknis. Berikutnya tim tinggal menyempurnakan sistem kelistrikan untuk meningkatkan pelayanan.
 
Sebelumnya Pemerintah Provinsi Bali juga telah menjajaki kerja sama dengan salah satu penyedia layanan e-learning terkemuka, Quipper. Penerapan e-learning diharapkan bisa membuat proses belajar menjadi lebih baik, lebih efisien, dan lebih efektif. Sistem e-learning mengefisiensi banyak hal, khususnya waktu, biaya, dan tenaga guru.
 
Siswa bisa mengikuti pelajaran dan mengerjakan latihan dari guru di mana pun mereka berada. Ini juga mengurangi pemakaian kertas dan alat tulis lainnya. Pembangunan pendidikan yang mengedepankan IT di Bali tidak akan mengabaikan pendidikan fisik, mental, sosial, dan spiritual siswa.
 
Penerapan e-learning menjadi solusi yang mendorong siswa memanfaatkan gadget secara positif. Banyak orang tua selama ini takut anaknya menggunakan gadget untuk hal-hal negatif.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement