REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah pemikiran yang bersumber dari pendapat ahli Muslim justru datang dari pengamat sosial, Wright. Meski opininya tanpa didukung bukti-bukti yang memadai, dia berhasil menyertakan beberapa manuskrip tulisan dari beberapa ahli kedokteran Muslim pada abad pertengahan.
Di bagian paragraf yang sama, justru Wright menyebutkan penulis andal Eropa pernah menyebutkan sebuah operasi bedah pernah dilakukan. Seperti yang tercantum dalam buku karya Eucharius Röslin, Rosegarten, yang terbit pada 1513.
Seorang guru besar dari Jerman, Prof Ullman, menyatakan agar berhati-hati mempelajari tulisan sejarah yang lahir saat masa Renaisans Eropa. Penulis buku sejarah kedokteran Arab ini menegaskan jika disiplin keilmuan Arab masa itu terlahir sebelum masa kegemilangan Eropa datang. Justru, kalangan Barat yang bersikap kaku pada operasi ini.
Bahkan, hingga abad ke-18 Masehi, terjadi peristiwa kontroversial di benua Eropa. Saat itu, operasi bedah dilarang. Kesuksesan pertama bedah cesar di dataran Inggris pada 1793 tak pernah diungkap di depan publik.
Kekurangan sumber sejarah menyebabkan para sejarawan mengambil sumber dari referensi di luar sumber sejarah kedokteran. Mereka justru mengambil kisah dari penokohan seorang gadis budak, Tawaddud, dari Kisah 1001 Malam. Padahal, cerita-ceerita dalam kisah ini tak bersinggungan langsung dengan proses medis.
Kelemahan ini justru dimanfaatkan sejumlah ahli untuk menyarikan serta menyimpulkan sendiri sebagai karya ilmiah kedokteran yang serius. Seperti yang dilakukan Yuhanna Ibnu Masawayh (777-857 Hijriah) yang menjadi dokter pribadi al-Ma'mun yang belajar anatomi tubuh secara otodidak.
Seorang peneliti Arab, EG Brown, pada 1922 membuktikan sebenarnya bangsa Arab telah mengenal ilmu bedah jauh hari sebelum Eropa. Dia menyimpulkannya dari berbagai argumen serta beragam pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya setelah dikenal adanya operasi cesar.
Dari penelitiannya, Brown memaparkan bangsa Arab mempunyai tiga bukti kuat pembuka tabir asal muasal pembedahan, terutama terkait hubungan antara sarjana bangsa Yahudi dan Arab. Yahudi banyak berjasa pada kaum Muslim saat menerjemahkan ragam literatur dari bahasa Yunani serta Latin ke bahasa Arab. Mereka juga banyak membantu penerjemahan referensi Talmud yang berisi bahasan operasi bedah.
Sumber keilmuan Muslim tentang operasi bedah diperkirakan Brown berasal dari referensi sejarah bangsa Roma. Pada masa pemerintahan Pompilius (715-673 SM), bedah cesar sudah banyak dipraktikkan, bahkan disebutkan dalam peraturan perundangan bentukan sang raja, Lex Regia.
Disarikan dari Dialog Jumat Republika