REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemandu akan mendampingi pengunjung berkeliling masjid selama 45 menit hingga satu jam. Ada beberapa bahasa pengantar yang bisa dipilih, termasuk Inggris. Selama tur berlangsung, meski tidak diwajibkan berkerudung, pengunjung akan diminta mengenakan pakaian yang sopan atau tertutup. Mereka diperbolehkan mengambil gambar, namun tidak untuk merekam video.
Karakteristik istimewa Masjid Hassan II terletak pada lokasinya yang berada di atas konstruksi serupa panggung besar yang dibangun di atas permukaan air Atlantik. Uniknya lagi, sebagian lantai masjid dibuat dari kaca sehingga mereka yang beribadah di sana dapat bersujud tepat di atas laut. Hanya saja bagian ini lebih banyak digunakan untuk keperluan kerajaan dan tertutup bagi pengunjung umum.
Bagian atas bangunan Masjid Hassan II adalah sebuah atap geser otomatis. Jika dibuka, para jamaah akan secara langsung berpayung langit dan berkontemplasi dengan ciptaan Allah itu (seperti harapan Raja Hassan II). Atap ini dibuka hanya pada saat-saat tertentu. Tak hanya itu, konstruksi masjid terbesar di Maroko ini didesain sedemikian rupa untuk bisa menahan getaran gempa.
Bagian depan Masjid Hassan II menggunakan berbagai bahan seperti titanium, perunggu, dan granit. Ruangan utamanya berukuran panjang 200 meter, lebar 100 meter, dan tinggi 65 meter. Ruangan itu meliputi ruang utama shalat di lantai dasar serta tempat wudhu dan kamar mandi umum yang memiliki pintu masuk sendiri dan terletak di basement.
Masjid Hassan II juga memiliki lantai yang bisa dihangatkan. Hal itu dimaksudkan agar Muslim dapat beribadah dengan nyaman di masjid itu meski pada musim dingin sekalipun. Pintu-pintunya juga digerakkan oleh listrik. Secara umum, gaya bangunan ini menampilkan pengaruh kuat Moor, penduduk kawasan Maghrib yang didominasi oleh bangsa Barbar dan Arab. Ia mengingatkan pada konstruksi Alhambra dan Mezquita di Spanyol.
Lengkungan-lengkungan tapal kuda tersebar luas, baik di bagian interior maupun eksterior masjid. Dinding-dinding serta tiang-tiang interiornya diukir secara hati-hati dengan aneka pola dan warna yang indah. Selain pada dinding dan tiang, keindahan memukau juga dapat ditemukan pada bagian langit-langit yang hampir seluruhnya berhias ornamen berbagai warna. Sebagian langit-langit tersebut juga tampak elegan dengan ornamen ukiran berbahan dasar kayu.
Saat berada di ruang shalat utama dan menghadap ke arah di mana mihrab berada, jamaah akan menemukan sebuah balkon besar di sisi kanan. Area yang dibuat khusus untuk jamaah perempuan itu cukup menarik perhatian. Terbuat dari kayu berwarna gelap, balkon tersebut dipenuhi ukiran indah di seluruh sisinya. Area shalat yang dihiasi hamparan karpet merah berada di bagian belakang masjid. Di bawahnya, terdapat ruang dengan sebuah pemandian bergaya Turki serta sejumlah pancuran untuk berwudhu.
Pembangunan Masjid Hassan II selama tujuh tahun menghasilkan sebuah karya arsitektur yang mengangumkan. Masjid itu tercatat sebagai alah satu masjid terbesar dan tercantik di dunia yang memancarkan kebaruan dan kekayaan Islam. Daya tariknya menjadi magnet bagi ribuan wisatawan, Muslim ataupun non-Muslim.