Jumat 05 Jan 2018 17:47 WIB

Masyarakat DIY Bisa Pesan Bright Gas Lewat Aplikasi

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas memasang segel ke tabung Elpiji Bright gas 5,5 kilogram di Distributor gas PT. Limas Raga Inti, Jl Emong, Kota Bandung, Kamis (24/11).
Foto: Mahmud Muhyidin
Petugas memasang segel ke tabung Elpiji Bright gas 5,5 kilogram di Distributor gas PT. Limas Raga Inti, Jl Emong, Kota Bandung, Kamis (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Masyarakat DI Yogyakarta sedang gencar-gencarnya membiasakan diri menggunakan gas nonsubsidi. Untuk mengapresiasi itu, Pertamina menghadirkan aplikasi untuk pemesanan yang baru ada di DI Yogyakarta.

Marketing Branch Manager Pertamina DIY-Surakarta, Dody Prasetya mengatakan, aplikasi itu sudah dapat diunduh di Playstore maupun Appstore. Ia menekankan, aplikasi itu memang baru tersedia untuk DI Yogyakarta.
 
"Aplikasi Bright Homce Service baru ada di Jogja (DIY), jadi bisa beli lewat situ," kata Dody saat menghadiri deklarasi penggunaan gas nonsubsidi ASN-ASN Sleman di Lapangan Pemda Sleman, Jumat (5/1).
 
Sayangnya, memang belum dijelaskan secara rinci sistem yang diterapkan dalam pemesanan gas nonsubsidi tersebut. Namun, Dody menegaskan, itu merupakan salah satu apresiasi Pertamina kepada masyarakat DI Yogyakarta.
 
Ia menerangkan, DI Yogyakarta jadi seperti percontohan untuk daerah-daerah lain untuk usaha-usaha pemahaman tentang gas nonsubsidi. Hari ini, giliran ASN-ASN Kabupaten Sleman mendeklarasikan penggunaan gas nonsubsidi.
 
Sebelumnya, terdapat satu daerah yang mendeklarasikan penggunaan gas nonsubsidi di salah satu kabupaten/kota di DIY. Kampung Bright Gas itu ada di Kampung Ledok Tukangan, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta.
 
"Sekarang langkah itu akan diikuti kampung-kampung di Semarang dan Bandung, semua itu dimulai dari Jogja (DIY)," ujar Dody.

Sebelumnya, ia mengungkapkan jika kesadaran masyarakat DI Yogyakarta untuk menggunakan gas nonsubsidi cukup tinggi. Hal itu dapat terlihat dari persentase pemesanan atau pembelian Bright Gas yang telah mencapai 20 persen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement