Sabtu 06 Jan 2018 02:45 WIB

Keindahan Curug Citambur Cianjur Terkendala Jalan Rusak

Wisatawan menikmati mandi di bawah guyuran air terjun. (ilustrasi)
Foto: Antara/Rudi Mulya
Wisatawan menikmati mandi di bawah guyuran air terjun. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Curug Citambur yang mulai dikenal karena keindahannya itu berada di daerah Cianjur Selatan, tepatnya di Desa Karang Jaya, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Dalam Bahasa Sunda, curug adalah air terjun. Curug ini benar-benar memanjakan para pelancong yang menyukai wisata alam dengan kehijauan pepohonan di atas bukit serta persawahan di bawahnya. Air berdebit deras itu memiliki ketinggian sekitar 130 meter.

Saat air terjun mengempas ke bawah dibarengi dengan percikan yang memantulkan kabut. Terkadang kabut itu terbawa angin dari lembah di bawahnya, hingga menciptakan sensasi tersendiri, layaknya berada di alam khas tatar Priangan.

Penikmat alam pun akan sulit melangkahkan kaki meninggalkan lokasi yang eksotik itu. Tepat di atas air terjun, pemandangan pepohonan hijau memanjakan mata pengunjung. Terlebih lagi di bawahnya rerumputan hijau semakin menambah suasana sabda alam itu.

"Pengunjung yang datang ke Curug Citambur tidak hanya dari Cianjur saja, tapi juga dari Surabaya, Jakarta, dan Bandung," kata Komar, pengelola Curug Citambur yang notabene merupakan milik Perum Perhutani KPH Cianjur.

Para pelancong tidak sedikit yang ingin menikmati suasana itu sembari bermalam, karena di lokasi tersebut disediakan pula area untuk berkemah. Lokasinya tidak turun ke jalan setapak melintasi aliran sungai kecil dari air terjun Citambur.

Air untuk memasak, tidak sulit, karena pengunjung bisa mengambil dari aliran air Curug Citambur, bahkan untuk berendam juga tidak masalah. Yang jelas pengunjung akan merasakan segarnya air nan bening itu.

"Biasanya pengunjung yang ingin bermalam di lokasi, datang pada malam hari secara berombongan. Pas malam tahun baru ada yang datang dari Surabaya," kata Komar.

Sebenarnya untuk mencapai lokasi air terjun itu, tidaklah terlalu sulit. Dari gerbang objek wisata alam tersebut, tinggal berjalan selama sekitar 15 menit, sudah sampai lokasi dengan melintasi jalan bebatuan yang cukup untuk dua unit mobil. Suara empasan air dari atas Bukit Citambur itu sudah terdengar.

Cukup dengan membayar tarif masuk Rp10 ribu per orang, pengunjung sudah bisa menikmati suasana alam nan ciamik tersebut. Sedikit informasi kenapa dinamai Curug Citambur, karena air yang jatuh dari atas bukit itu bersuara seperti tambur. Hingga dinamai Citambur. Sedangkan dalam Bahasa Sunda, nama awalan "ci" artinya air, sedangkan Tambur merupakan alat musik drumband.

"Rencananya di bukit seberang air terjun, dibangun jembatan gantung mengelilingi bukit kecil. Dari atas kita bisa melihat bentangan alam dari bukit-bukit, lembah-lembah dan di belakangnya ada air terjun," kata Komar.

Namun sayangnya keindahan Curug Citambur itu tidak dibarengi dengan prasarana jalan menuju ke lokasi pintu gerbang objek wisata yang baik. Pelancong harus berlompatan melalui jalur tersebut mengingat jalannya yang masih buruk dan ekstrem.

Seperti jika mengambil jalur dari arah Cianjur Selatan atau tepatnya dari Kota Kecamatan Pagelaran, pengendara mobil dan motor harus ekstra hati-hati dengan jalan yang sempit dan banyak berlubang.

Bahkan kontur jalannya yang memiliki tanjakan ekstrem, menguji nyali setiap pengendara, terlebih jika berpapasan dengan kendaraan roda empat. Mau tidak mau harus ada yang mengalah kalau tidak ingin terjerembab ke dasar jurang.

Khususnya di tanjakan yang dikenal oleh penduduk setempat dengan nama "Tanjakan Guling Sapi". Saat pengendara tengah asyik mengikuti rute jalan yang menanjak tiba-tiba di depan mata ada kelokan berbentuk huruf V, di bawahnya jurang.

Jika tidak pandai-pandai mengendarai mobil dipastikan akan kaget apalagi saat di tanjakan berpapasan dengan mobil lainnya, harus siap-siap menggantung kopling dan rem diinjak. Uji adrenalin itu tidak hanya sampai di sana, tepat di atas tanjakan guling sapi ada bentuk V lagi. "Lumayan tegang lewat tanjakan guling sapi," kata salah seorang pengendara yang melintasi jalan itu.

Kalau dari arah Ciwidey, Kabupaten Bandung, pengendara akan melintasi turunan Lemah Nendeut yang benar-benar sebagai zona menegangkan. Tidak beraspal dengan kemiringan hampir 60 derajat. Demikian pula sebaliknya ketika mengarah ke Ciwidey pengendara harus bersiap-siap membawa kendaraannya untuk mendaki.

"Sebenarnya soal jalan sudah disampaikan kepada Pak Bupati Cianjur, pas berkunjung ke Curug Citambur. Kalau jalannya sudah diperbaiki, pasti akan banyak lagi wisatawan yang datang," keluh Komar.

Dari pantauan Antara, jalan yang kondisinya buruk itu berada di Kabupaten Cianjur saja. Sesampainya memasuki wilayah Kabupaten Bandung, jalannya sudah dicor, namun lebar badan jalannya cukup untuk dua kendaraan yang berdempetan.

Sementara itu, Ago, warga Pagelaran, Cianjur Selatan yang berkunjung ke objek wisata alam itu, menyebutkan dirinya sebenarnya ingin sering berwisata dengan anak-anaknya ke Curug Citambur namun melihat jalannya yang rusak menjadi malas. "Jalannya itu rusak parah, kalau dari Pagelaran Cianjur ke lokasi harus lewati jalan berlubang dengan tanjakan yang ekstrem tanpa disertai marka jalan," katanya.

Apalagi kalau musim hujan, dikhawatirkan terjadi longsor yang bisa mengancam para pengendara yang melintasi ruas jalan itu. Jalan menuju Curug Citambur itu sebenarnya merupakan jalur alternatif bagi warga Cianjur selatan yang hendak ke Bandung untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Jika melintasi jalan itu bisa memperpendek waktu tempuh. Mengingat jika ke Bandung harus ke Kota Cianjur dahulu akan melambung jauh.

Melintasi jalan itu, warga Cianjur Selatan bisa tembus ke Sinumbra, perkebunan teh Ranca Bali, Kawah Putih sampai Ciwidey. Bahkan jika jalannya sudah diperbaiki maka objek wisata alam itu akan terkoneksi antara objek wisata Situ Patenggang, Kawah Putih, pemandian air panas Cimanggu, sampai bumi perkemahan/penangkaran rusa Ranca Upas.

Diperlukan kerja sama antara pihak Pemerintah Kabupaten Cianjur, wilayah Bandung Selatan dan Perhutani, sehingga denyut objek wisata alam itu akan semakin bergairah. Rute untuk mencapai Curug Citambur itu bisa melalui arah Jakarta ke Cianjur dahulu, kemudian sesampainya di Terminal Pasir Hayam, belok ke arah kanan menuju Cibeber-Campaka-Sukanagara-Pagelaran. Sedangkan dari arah Kota Bandung bisa melalui Ciwidey-Ranca Bali-Sinumbra-Cipelah sampai lokasi.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement