REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono tidak mempermasalahkan Pangkostrad TNI Letjen Edy Rahmayadi menggunakan seragam partai saat menghadiri acara konsolidasi dan ikrar para calon kepala daerah. Selama Edy tak menggunakan pakaian dinas dan sudah melalui persetujuan, maka itu tak masalah.
"Dia aktif di politik kalau dia sudah mengajukan (pengunduran diri), itu its okay. Tapi pada saat dia aktif, di sana tidak boleh pakaian dinas. Dia (harus) pakai pakaian preman," tuturnya di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (5/1).
Mulyono pun mengatakan, yang terpenting adalah Edy sudah mengundurkan diri. Meskipun surat keterangan pemutasian baru keluar Kamis (4/1) malam lalu. Ia menyebutkan ketentuan di undang-undang (UU) pemilihan umum (umum).
"Intinya, terkait masalah-masalah politik, TNI sudah kita koridori. Dan yakinlah, semua yang dilakukan TNI sudah dalam koridur hukum dan aturan," kata Mulyono menjelaskan.
Sebelumnya, Mulyono memastikan pergantian posisi Pangkosrad tidak ada motif lain selain kepentingan organisasi. Letjen TNI Agus Kriswanto yang tak lama lagi pensiun dianggap tak akan berpengaruh terhadap kinerja TNI.
"Itu dalam rangka sesuai dengan pembinaan personel kita. Itu adalah kepentingan organisasi. Jadi, tidak ada yang dipertanyakan. Harus diganti kan karena Pak Edy mau pensiun," ujar Mulyono.