REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bapilu Partai Golkar Wilayah Aceh dan Sumatera Utara (Sumut), Andi Sinulingga, mengatakan pihaknya belum resmi mendukung Edy Rahmayadi sebagai calon gubernur (cagub) di Pilkada mendatang. Meski begitu, dia menyebut ada keinginan besar dari Partai Golkar untuk mengalihkan dukungan dari Tengku Erry Nuradi kepada Edy Rahmayadi.
Menurut Andi, sebelumnya memang sudah ada wacana pengalihan dukungan dari Erry kepada Edy. Namun, hingga saat ini belum ada surat dukungan resmi dari Partai Golkar.
"Sampai saat ini belum ada surat resmi yang bisa kami sampaikan ke publik. Namun, kecenderungan pengalihan dukungan itu kuat. Ada surat, baru kita bisa bicara, " ujar Andi kepada wartawan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (6/1).
Dia memperkirakan, dukungan dalam bentuk surat keputusan resmi kemungkinan baru akan dikeluarkan dalam satu hingga dua hari mendatang. "Satu dua hari itu penting, kita lihat dulu nanti," lanjut dia.
Andi juga mengkonfirmasi jika ada keinginan dari kader-kader Golkar di Sumut untuk mempertahankan dukunggan kepada Erry Nuradi. Karenanya, peluang menjatuhkan dukungan kepad Edy maupun Erry untuk Pilkada Sumut 2018 masih sama besar.
Berdasarkan survei internal Golkar pada Oktober lalu, kata Andi, elektabilitas Erry sebagai pejawat sebesar sekitar 35 persen. Hasil ini disebutnya kurang aman bagi seorang pejawat.
Sebaliknya, elektabilitas Edy Rahmayadi cendrung mengalami kenaikan meski pada Oktober lalu masih berada di bawah Erry Nuradi. Lebih lanjut Andi menjelaskan bahwa pertimbangan penetapan dukungan kepada cagub-cawagub di Sumut berbeda dengan di Jawa Barat (Jabar).
Pilkada Jabar disebut Andi lebih memperhatikan potensi kader Golkar. Pengalihan dukungan dari Ridwan Kamil kepada Dedi Mulyadi lebih karena potensi kader Golkar tidak bisa diakomodasi oleh Ridwan Kamil.
"Alasannya beda dengan Sumut. Kalau di Sumut kami lebih mempertimbangkan segi elektoral ya, " tambah Andi.