REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Ratusan mantan personil tentara dan polisi Irak yang dipecat setelah ISIS menyerbu sebagian besar negara pada 2014 melakukan demonstrasi di Lapangan Tahrir, Baghdad. Mereka menuntut pekerjaan mereka kembali.
Seperti dilansir Middle East Monitor, Jumat (5/1), ratusan mantan personel tentara dan polisi ini dipecat karena diduga menghilang dan berlari sebelum serangan ISIS.
Pada pertengahan 2014, pasukan pemerintah Irak mundur saat kelompok teroris menguasai wilayah yang luas di Irak utara dan barat, termasuk kota Mosul.
Pada akhir 2014, kementerian dalam negeri dan pertahanan Irak memecat puluhan ribu personel keamanan di provinsi Niniwe, Saladin, Anbar dan Diyala.
Para peserta demonstrasi di Baghdad meneriakkan slogan-slogan yang menuntut pengukuhan kembali mereka di aparat keamanan Irak. "Kami yakin kami diperlakukan tidak adil," kata pemrotes dan mantan polisi,Majid al-Yasiri.
Ia mengatakan kebanyakan pasukan keamanan dipecat meski sedang melakukan cuti pada saat serangan ISIS 2014. Ada juga pasukan keamanan yang diperintahkan oleh komandan untuk pindah ke daerah lain.
"Kami telah meminta Perdana Menteri Haidar al-Abadi untuk mengizinkan kami kembali ke dinas militer atau kepolisian," tambah al-Yasiri.
Pada 2016, Menteri Pertahanan Irak Khaled al-Obeidi mengatakan kementeriannya telah memecat lebih dari 100 ribu personel militer yang dituduh menghilang atau melarikan diri sebelum serangan ISIS pada 2014.