Ahad 07 Jan 2018 01:03 WIB

Anies Berharap Pesantren Jadi Pendorong Perekonomian

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengharapkan, agar alumni pondok pesantren, seperti lulusan Al Irsyad, dapat menjadi pendorong kemajuan perekonomian di Indonesia. Saat ini, dengan kemajuan teknologi yang ada dapat membuat silahturahmi menjadi tersambungkan. Salah satunya adalah Acara Reuni Akbar Pertama Himpunan Alumni Pesantren Islam Al Irsyad (HAPIA) 2018 dan Munas HAPIA.

"Bagi kita yang di Jakarta itu menghadirkan pergerakan perekonomian yang lebih baik. Karena hampir selalu kalau reuni cari tempat yang mudah dan salah satu tempat tersebut adalah Jakarta, termasuk reuni alumni Pondok Al Irsyad," kata Anies Baswedan saat menghadiri acara reuni akbar yang berlangsung di Aula Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (6/1).

Dia berharap, reuni tersebut menjadi pertemuan yang memberikan manfaat bagi masa depan. "Jadi kami sebagai yang bertanggung jawab atas wilayah ini ingin mengucapkan selamat datang semoga pertemuan ini menjadi silaturahmi yang memberikan manfaat ke masa depan," kata Anies.

Anies mengatakan, ketika alumni sebuah perguruan pendidikan bertemu maka konsentrasi perhatiannya bukan saja pada masa lalu tapi juga harus masa kini dan masa depan, untuk menyusun langkah-langkah ke depan. "Saya berharap di dalam Majelis Reuni ini kalau boleh usul punya tim kecil yang ditugaskan membaca titik-titik perubahan yang harus diantisipasi, sehingga lembaga-lembaga pendidikan yang kita kelola itu menjadi lembaga pendidikan yang bisa memenangkan perubahan," kata Anies.

Dalam kesempatan tersebut Anies juga menyampaikan, di Indonesia, salah satu aspek yang perlu sekali didorong adalah tumbuhnya kemampuan perdagangan dan perekonomian. "Kami berharap sekali dari sekolah-sekolah, dari pesantren-pesantren juga muncul pelaku-pelaku ekonomi yang mumpuni," kata Anies.

Hal tersebut merupakan aspek tambahan yang fundamental dalam dunia pendidikan selain aspek dasar pembetukan karakter. Pendidikan karakter untuk menjadikan generasi masa depan menjadi insan yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia.

"Pastikan iman, takwa, akhlak itu pegang, yang sekarang menjadi tambahan yang perlu kita pikirkan adalah aspek lainnya. Aspek yang itu aman, aman itu artinya itu jangan ditinggalkan, itu diperkuat. Ada tiga pilar ke depan, satu adalah pilar karakter, iman, akhlak, takwa. Pilar yang kedua pilar yang menyakut kompetensi dan ini banyak disebut 4K, kemampuan berfikir kritis, kemampuan berfikir kreatif, kemampuan kerja sama dan kemampuan komunikasi. Ini fundamental," kata Anies.

Acara reuni yang bertemakan "Dari HAPIA untuk Indonesia" ini turut dihadiri oleh Duta Besar Saudi Arabia untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi, Ketua Umum DPP Perhimpunan Al Irsyad dr. M. Basyir Ahmad Syawie dan wakilnya Yusuf Utsman Baisa,Lc, serta Ketua Majelis Syuro Khalid Bawazir.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement