Ahad 07 Jan 2018 04:13 WIB

Ketua DPP Golkar: 2017 Tahun yang Suram

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Teguh Firmansyah
Terdakwa kasus tindak pidana korupsi KTP Elektronik Setya Novanto di kawal usai menjalani sidang  lanjutan  dengan agenda putusan sela  di TIPIKOR, Jakarta, Kamis (4/1).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Terdakwa kasus tindak pidana korupsi KTP Elektronik Setya Novanto di kawal usai menjalani sidang lanjutan dengan agenda putusan sela di TIPIKOR, Jakarta, Kamis (4/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar Happy Bone Zulkarnain menilai, 2017 adalah tahun yang suram bagi para politikus di Indonesia. Ini mengingat banyak politisi yang tertangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahkan mantan Ketum Partai Golkar Setya Novanto pun ikut terciduk dan saat ini sudah berstatus terdakwa kasus korupsi proyek pengadaan KTP-el.

"2017 tahun yang suram bagi politisi, banyak yang ditangkap, baik yang ada di legislatif, eksekutif dan yudikatif. Dan yang paling banyak kader kami sampai Ketum (Setya Novanto) ditangkap KPK," kata Bone dalam diskusi Refleksi Tahun 2017 dalam Menghadapi Tahun Politik 2018 di Jakarta, Sabtu (6/1).

Akibatnya, sambung Bone, elektabilitas partainya pun langsung memburuk lantaran kasus korupsi proyek pengadaan KTP-el yang menyeret beberapa kader Partai Golkar seperti Markus Nari hingga Setya Novanto. Elektabilitas Partai Golkar menurun dan sempat dikalahkan Gerindra.

"Padahal Gerindra itu adik sepupu dari partai Golkar, atau bahkan anak kandung Golkar, kemudian dia bisa menyalip, ini bahaya bagi Golkar. tiba-tiba Golkar elektabilitasnya terpuruk, jatuh, jatuh, terus jatuh," ucapnya.

Namun, lanjut Bone, keterpurukan itu tak menjadi hambatan Partai Golkar untuk bangkit kembali setelah digelarnya Munaslub dan menjadikan Airlangga Hartanto sebagai Ketum Partai Golkar menggantikan posisi Setya Novanto. Elektabilitas partai berlambang pohon beringin itu pun berangsur naik.

"Belum bekerja nih, baru ganti nahkoda sudah naik 12,5 persen. Kemarin Ketum baru sudah menyampaikan, Golkar telah mengambil langkah strategis agar supaya proses pemulihan ini bisa segera dilakukan, new branding dan new performa," ujarnya.

Oleh karena itu, Bone optimistis Partai Golkar masih bisa tetap bersaing bahkan menjadi pemenang dakam Pilkada serentak 2018 dan Pilpres yang digelar tahun 2019.

Menurut Bone, Golkar memiliki strategi jitu untuk mendapatkan kemenangan tersebut, yakni dengan membangun program setiap Kepala daerah dari Golkar agar mempunyai program meningkatkan daya beli masyarakat. "Terutama bahan pokok dan membangun lapangan kerja seluar-luasnya biar terasa setelah seseorang itu menjadi kepala daerah," kata Bone.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement