Ahad 07 Jan 2018 09:22 WIB

MERS Renggut Nyawa Pria Ini di Riyadh

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agus Yulianto
Partikel-partikel Virus Mers.
Foto: igns of illness, U.S. health officials said on Saturday.
Partikel-partikel Virus Mers.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kementerian Kesehatan Saudi mengatakan seorang pria tewas karena Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) di Riyadh, Ahad (7/1). Seorang kakek berusia 80 tahun juga terinfeksi namun dalam kondisi stabil.

Menurut kementerian, ini adalah kematian karena MERS pertama pada 2018. "MERS itu endemik pada unta di semenanjung Arab dan sekitarnya," kata Wakil Menteri untuk infeksi penyakit, Abdullah Assiri pada Arab News.

Infeksi pada manusia terjadi sporadis jika terpapar langsung atau tidak langsung pada unta atau lingkungannya. Sementara, penularan dari manusia ke manusia tidak terlalu signifikan di masyarakat. "Penularan di tempat medis lebih mungkin," kata Assiri.

Pada 2017, wabah MERS bisa dikendalikan karena penerapan pengendalian infeksi secara ketat terhadap pasien di fasilitas kesehatan. Pasien dan terduga pasien diisolasi secara ketat. Selain itu ada pemisahan di ruang gawat darurat dan unit hemodialisis. Semua pihak diharuskan mematuhi prosedur menjaga kebersihan dasar seperti mencuci tangan dan penggunaan pelindung yang tepat.

Assiri mengatakan, pihak kesehatan saat ini sedang mengupayakan vaksin MERS. "Percobaan pada agen terapeutik sedang berlangsung dan kemajuannya sangat menggembirakan," kata dia.

Vaksin dari hewan mungkin akan menjadi cara yang paling efektif untuk mengendalikan penyakit ini. Konsultan pengendalian infeksi, Dr Mohamed Abdel Rahman menyatakan, kesadaran di antara petugas layanan kesehatan sangat penting.

Dia juga meminta, agar selalu berhati-hati saat berdekatan dengan unta. Beberapa diantaranya bisa jadi inkubator perantara virus. Susu unta harus direbus sebelum diminum.

Selain MERS, Kementerian Lingkungan Hidup, Air dan Pertanian menyampaikan ada lima kasus flu burung H5N8 baru diumumkan pada hari Jumat di Riyadh. Tim lapangan di Kharj, Hiraimla, Dharma, Ahsa, Buraidah, Bikairiyah, dan Al-Duwadmi telah melacak dan memusnahkan unggas yang terinfeksi.

Laboratorium Diagnosis Veteriner yang bermarkas di Riyadh sejauh ini telah menerima 2.449 sampel selama wabah virus H5N8 terbaru. Pekan lalu, kementerian melarang semua peternakan unggas dan peternak unggas untuk mengangkut unggas hidup di berbagai wilayah.

Pengiriman 640 burung yang diselundupkan dari Jeddah ke Madinah, dan pengiriman serupa dikirim dari Riyadh ke Makkah, ditangkap minggu ini. Pelanggar larangan transportasi burung dilaporkan akan mendapat denda hingga SR1 juta (267 ribu dolar AS) dan hukuman penjara maksimum lima tahun. Lisensi mereka pun akan ditangguhkan atau dibatalkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement