REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bakal calon pejawat Wali Kota Bogor Bima Arya memperkenalkan pasangannya dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) 2018, Dedie A Rachim, di Lapangan Sempur, Bogor, Ahad (7/1) pagi. Setelah mengenalkan sosok Dedie ke masyarakat Bogor, Bima mengatakan, keduanya akan fokus pada konsolidasi partai pendukung dahulu.
"Tentunya dengan menyesuaikan jadwal lain, termasuk agenda partai. Setelah itu fokus ke konsep visi misi yang ditawarkan ke Bogor di masa mendatang," ujarnya saat ditemui media usai berolahraga.
Sampai saat ini, Bima-Dedie sudah mendapat dukungan dari empat partai. Yakni, Partai Amanat Nasional (PAN), Demokrat, Golkar dan Nasional Demokrat (Nasdem), dengan total 16 kursi. Menurut Bima, akan ada dua partai lagi yang tengah dalam proses untuk bergabung. Tapi, ia masih enggan menyebutkan detailnya.
Dalam perkenalan tersebut, Bima-Dedie juga mensosialisasikan tagline mereka yang diberi nama Badra, akronim dari Bima Arya-Dedie Rachim. Lebih dari sekadar kependekan dari nama keduanya, Badra memiliki makna tersendiri. Yaitu, dalam bahasa Sunda, Badra memiliki arti budi pekerti baik dan bersifat membangun.
Bima menambahkan, Badra juga merupakan salah satu bulan dalam penanggalan Sunda, tepatnya dari pertengahan Juni sampai awal Juli. "Ini sesuai dengan masa Pilwalkot 2018, 27 Juni. Singkatan ini akan memberikan makna mendalam bagi kami," katanya.
Usai konsolidasi, pasangan Bima-Dedie akan mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Bogor pada Rabu (10/1). Sementara Bima cuti dari jabatannya sebagai wali kota pada pertengahan Februari, Dedie sudah mengundurkan diri dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (27/12). Jabatan terakhir Dedie di KPK adalah Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi.
Dedie sendiri bukan sosok asing bagi Bima. Keduanya sudah berkenalan selama puluhan tahun dan semakin intensif saat Dedie menjabat di KPK. Sebagai profesional, mereka kerap berdiskusi dengan berbagai topik. Dari isu reformasi dan birokrasi yang didalami Dedie, sampai isu lingkungan seperti sampah dan taman.
Sejauh ini, Dedie masih dikenal sebagai partisipan non partai. Tapi, ia tidak menampik apabila nanti masuk dalam lingkungan partai apabila dirasa nyaman. Saat ini, saya akan tetap sesuai dengan harapan Kang Bima sampai satu titik nanti, mungkin saja memilih partai, ucap lelaki yang sudah sekira 12 tahun berkiprah di KPK.