REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno berencana mengalokasikan waktunya di akhir pekan untuk melayani warga Jakarta. Ia ingin hari Sabtu dan Ahad digunakan untuk melakukan pembinaan agar para warga berakhlakul karimah.
"Jadi kita punya agenda. Sabtu Minggu kita nggak akan setop. Saya sudah bilang sama Pak Hendra (Kepala Biro Pendidikan, Mental, dan Spiritual DKI Jakarta Hendra Hidayat), kita akan jalan agar generasi ke depan punya akhlak mulia yaitu akhlaqul karimah," kata Sandiaga di Masjid Nurul Iman, Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Ahad (7/1).
Menurut Sandiaga, pembinaan akhlak sangatlah penting dilakukan. Hal ini tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta. Kegiatan akhir pekan yang akan dilakukan menunjukkan adanya kerja sama antara ulama dan umara dalam membangun Jakarta.
"Percuma dibangun jalan bagus, gedung menjulang tinggi tapi kalau enggak ada akhlaknya percuma," kata dia.
Pembinaan akhlak, adalah bagian dari syiar agama. Sandiaga mendukung kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan oleh masyarakat. Tak hanya mendidik akhlak, Sandiaga juga ingin generasi mendatang dibekali dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Jadi anak-anak muda kita ke depan Insya Allah anak-anak yang cerdas, inovatif, dan berakhlakul karimah," ujar politikus Gerindra ini.
Selama ini, agenda Sandiaga memang tak pernah kosong meski di akhir pekan. Saat agenda kosong di hari libur Natal sekalipun, Sandiaga menyempatkan diri mengecek operasional bus Tanah Abang Explorer di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Sandiaga mengungkapkan, saat ini, ia masih melakukan kunjungan berdasarkan undangan yang diterima dari warga. Dalam setahun ke depan, ia juga akan memetakan daerah-daerah mana saja yang menjadi kantong permasalahan sosial di DKI. Ia berjanji akan melakukan intervensi, baik dalam bentuk kegiatan sosial, ekonomi, keamanan, dan sebagainya.
"Kita akan dorong harus dalam bentuk kegiatan karena tanpa kegiatan kalau kita hanya bicara wacana-wacana mereka tidak akan mengubah pola pikirnya tapi kita harus buat kegiatan yang konkret," kata dia.