Ahad 07 Jan 2018 22:40 WIB

Jelang Puncak Haul Habib Ali Al Habsyi, Jamaah Mulai Padat

Rep: Andrian Saputra/ Red: Budi Raharjo
Jamaah dari berbagai daerah mulai berdatangan ke Solo untuk mengikuti Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi yang berlangsung Senin (8/1).
Foto: Andrian Saputra
Jamaah dari berbagai daerah mulai berdatangan ke Solo untuk mengikuti Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi yang berlangsung Senin (8/1).

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO --- Umat Muslim dari berbagai wilayah mulai berdatangan ke Solo sejak Ahad (7/1) sore. Mereka antusias untuk menghadiri Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi ke-106 yang puncaknya akan diselengarakan selama dua hari mulai Senin (8/1).

Setibanya di Solo, jamaah pun langsung berziarah ke makam keturunan-keturuan Habib Ali yakni Habib Alwi bin Ali Al Habsyi, Habib Anis bin Alwi bin Ali Al Habsyi dan Habib Ahmad bin Alwi bin Ali Al Habsyi. Ketiga makam tersebut terletak di pekarangan masjid Ar Riyadh, Semanggi, Pasar Kliwon.

Safrudin (24 tahun) seorang jamaah asal Bogor mengaku antusias untuk mengikuti haul Habib Ali yang berlangsung besok pagi. Ia beserta sepuluh orang temannya tiba di Solo sejak Ahad, sore. Ia pun bergegas menuju Masjid Ar Riyadh untuk berziarah dan beriktikaf di masjid tersebut.

Safrudin mengatakan setiap tahunnya ia memang rutin menghadiri Haul Habib Ali Al Habsyi. Baginya Habib Ali, merupakan seroang Ulama yang alim dan bijak serta baik dalam memuliakan tamu-tamunya. "Kebetulan saya ada teman di sini, jadi tak repot cari penginapan," kata Safrudin.

Begitupun dengan Siti Salamah (45 tahun). Meski harus berdesak-desakan untuk bisa masuk ke area makam untuk berziarah, Salamah tetap bersemangat. Bersama rombongan warga dari Kabupaten Blora, Salamah terus melantunkan sholawat di pintu masuk menuju area makam.

Meski demikian, Salamah mengatakan dia beserta 120 warga dari Blora lainnya tak bisa mengikuti puncak acara yang berlangsung besok. Selepas berziarah, rombongan dari Blora itu pun langsung pulang kembali ke daerah asalnya. "Saya baru pertama datang ke sini, diajak pak kiai dan ingin tahu berziarah ke Solo," katanya.

Seementara itu seorang warga Jakarta Selatan, Jafar (35 tahun) rela mengambil cuti kerja beberapa hari agar bisa mengikuti seluruh rangkaian Haul Habib Ali. Jauh-jauh hari ia bersama teman-temannya sudah merencanakan untuk mengikuti acara tahunan itu. Untuk tempat istirahat, Jafar pun sudah memesan penginapan yang berlokasi tak jauh dari tempat acara.

"Saya hadir kesini tiap tahun, ingin dapat berkah saja. Karena kita hidup tak sendiri dari ulama-ulama seperto Habib Ali ini lah kita mencapar hidayah pencerahan," katanya.

Dari pantauan Republika,co.id jamaah terus berdatangan memadati jalan Kapten Mulyadi. Sebagian jamaah yang telah berziarah ke makam keturunan-keturunan Habib Ali memilih untuk mencicipi berbagai kuliner yang terdapat di sepanjang jalan Kapten Mulyadi. Sementara itu di gang masuk menuju Masjid Ar Riyadh jamaah pun membeludak.

Jamaah mengantre agar bisa masuk ke area makam yang berada dipekarangan masjid. Sedangkan di dalam Masjid Ar Riyadh, jammah pun memadati tiap shaf masjid hingga teras luar. Sebagian jammah memilih beriktikaf hingga puncak Haul.

Selepas melaksanakan sholat Maghrib dan Isya jamaah tak henti-hentinya melantunkan zikir dan puji-pujian untuk Rasulullah. Panitia penyelenggara pun menyediakan air minum dan hidangan bagi jamaah yang beriktikaf di dalam masjid Ar Riyadh.

Adanya Haul Habib Ali tersebut kendaraan tak bisa melewati Jalan Kapten Mulyadi. Hingga Selasa (9/1) jalan tersebut di tutup dan hanya diperuntukan bagi pejalan kaki. Sedangkan jamaah yang membawa kendaraan kebanyakan memarkirkan kendaraanya di sekitar Benteng Vastenburg dan Gladak. Untuk menuju lokasi acara, jamaah pun memancaatkan jasa pebecak.

Pada puncaknya nanti, Haul Habib Ali akan diisi dengan pembacaan nasihat-nasihat Habib Ali serta sejumlah kitabnya. Selain itu jammah akan diajak bersama-sama melantunkan pujian-pujian yang tertuang dalam kitab simtud duror, kitab buah karya Habib Ali.

Untuk diketahui, Habib Ali adalah seorang sufi yang lahir di Qasam, Hadramaut pada 24 Syawal 1259 Hijriyah atau 1839 masehi. Dia merupakan putra dari Habib Muhammad bin Husain Al Habsyi dan Habibah Allawiyyah binti Husein bin Ahmad Al Hadi Al Jufri. Sejak kecil, Habib Ali dikenal sebagai anak yang cerdas dam kuat dalam menghafal Al Quran dan Hadits.

Dia pun kemudian membuat karya berupa kumpulan pujian-pujian untuk Rasulullah yakni Simtud Duror. Habib Ali meninggal di Hadramaut pada Ahad 20 Rabiul Tsani 1333 Hijriyah. Sepeninggalnya, keturunan Habib Ali menyebarkan pemikiran-pemikiran Habib Ali hingga ke tanah Indonesia dan bermukim di Solo, Jawa Tengah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement