REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim,MA menyampaikan tausyiah Shubuh berjamaah di Masjid Agung Al-Falah Sigli, Banda Aceh, Ahad (7/1). Acara tersebut dihadiri seribuan jamaah.
Selain jamaah umum, juga hadir perangkat Pemerintahan Kabupaten Pidie seperti wakil bupati, para kepala dinas, kapolres dan sebagainya. Wakil Ketua DPR Aceh, Sulaiman Abda juga hadir.
Prof Farid pada awal tausyiahnya menyampaikan, semakin menggeliatnya jamaah shalat Shubuh berjamaah di masjid-masjid saat ini merupakan geliat kebangkitan Aceh dalam menuju kejayaannya. Menurut Prof Farid, jika shalat Jumat menunjukkan kuantitas (banyaknya) umat Islam, maka untuk melihat berkualitasnya umat Islam itu adalah pada shalat Shubuh berjamaah.
“Saat ini jamaah Shubuh kelililing, pemuda Shubuh, Shubuh damai dan sebagainya. Jika semakin banyak yang melakukan shalat Shubuh berjamaah, maka semakin berkualitaslah umat Islam,“ jelasnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (7/1). Prof Farid dalam paparannya juga menyampaikan akibat buruk dari tidur setelah Shubuh.
Di ujung tausyiahnya yang panjang lebar dan berapi-api, Prof Farid juga mengupas sejarah keruntuhan Turki Usmani di bawah tangan Mustafa Kamal Ataturk yang telah menghancurkan fondasi keislaman Turki Usmani, yakni mengubah Turki menjadi sekuler.
Mustafa Kamal Ataturk, kata Farid, saat itu telah mengubah azan ke dalam bahasa Latin dan sebagainya sehingga ia menghadapi akhir hayat yang tragis menjelang kematiannya.
“Namun Alhamdulillah sejak kemenangan Erdogan dalam pemilu di Turki, perlahan-lahan Islam kembali bangkit di Turki dalam berbagai tatanan kehidupan. Ini sesuatu yang luar biasa dan kita patut bersyukur dan belajar darinya,“ ujar Farid.