REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Areal gambut Sumatra Selatan akan dijadikan lahan ekonomi produktif supaya semakin bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Staf Ahli Gubernur Sumsel Bidang Perubahan Iklim Najib Asmani mengatakan, pihaknya akan merestorasi lahan gambut antara lain menanam kembali areal yang sudah terbakar.
Dia mengatakan, pada tahap awal akan dikembangkan kerajinan purun, bambu, pengolahan ikan, juga peternakan kerbau rawa, di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel. "Hal ini karena tanaman tersebut dapat dijadikan antara lain kerajinan untuk pembuatan tikar purun," kata koordinator tim restorasi gambut Sumsel itu.
Dari sekitar 700-an ribu hektare lahan gambut di Sumsel yang terbakar, hampir setengahnya berada di kabupaten Ogan Komering Ilir. Dia menilai, kebakaran tersebut juga disebabkan berbagai aktivitas pertanian dan perikanan, yang selama ini tidak arif terhadap lahan gambut.
Padahal selama puluhan tahun, masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ilir telah mengembangkan usaha kerajinan dan pengolahan ikan yang sangat arif terhadap lingkungan, termasuk peternakan kerbau rawa.
Memang, ujar dia, sumber ekonomi yang arif dengan lingkungan tersebut mulai ditinggalkan masyarakat karena pemasarannya tidak berkembang atau sumber bahan bakunya mulai berkurang. Dia mencontohkan, kerajinan purun dan bambu mulai jarang dikerjakan masyarakat karena pemasaran yang lemah, sementara ikan dari alam sudah mengalami kekurangan sejalan rusaknya gambut.
"Sehubungan itu pihaknya akan mengembangkan ekonomi kreatif di sekitar lahan gambut terbakar tersebut," ujar dia.
Tim juga merencanakan memberikan pelatihan dalam memaksimalkan ekonomi kreatif pada masyarakat di sekitar lahan gambut. Jadi dalam mengembangkan hal tersebut, masyarakat bukan hanya diberikan bantuan modal tetapi juga pelatihan terkait manajemen dan peningkatan kualitas produksi.