Senin 08 Jan 2018 22:40 WIB

Pemerintah Persatuan Libya Akhiri Operasi Militer di Perbatasan Tunisia

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Budi Raharjo
Kekerasan melanda Libya (ilustrasi)
Foto: Reuters/Esam Omran Al Fetori
Kekerasan melanda Libya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLI--Pemerintah persatuan Libya yang didukung oleh PBB pada Senin (8/1) waktu setempat, mengumumkan berakhirnya operasi militer di dekat perbatasan Libya dengan Tunisia. Dilansir di Anadolu Agency, Senin (8/1), dalam sebuah pernyataan, Dewan Presiden Pemerintah Libya mengatakan, telah memberikan perintah untuk mengambil alih atas perbatasan di Kota Ras Ajdir, Libya dengan Tunisia.

Dalam pernyataannya, dewan tersebut mengatakan, tindakan keamanan yang diambil oleh pemerintah akan memberlakukan keamanan di wilayah tersebut. Ia mengatakan, pemerintah juga akan terus bersumpah untuk mengejar penjahat dan pelanggar hukum dengan segala cara.

Pada Jumat (5/1), dua warga Libya dilaporkan tewas dalam bentrokan antar kelompok bersenjata yang setia kepada pemerintah persatuan, dengan pejabat perbatasan Libya di kota Ras Ajdir, yang berada di perbatasan Tunisia.

Sejak 2011, ketika pemimpin Libya Muammar Gaddafi digulingkan dan terbunuh dalam sebuah pemberontakan berdarah, kelompok-kelompok yang bersaing telah berjuang untuk menguasai jalur strategis Ras Ajdir, yang merupakan sebuah terminal darat utama antara Libya dan Tunisia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement