REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Polisi yang menjadi korban pengeroyokan puluhan warga di Kota Padang masih menjalani perawatan insentif di Semen Padang Hospital hingga Senin (8/1).
Ipda Syafwal, yang merupakan Kanit Reskrim Polsek Pauh, Kota Padang, dikeroyok oleh puluhan warga di kawasan jalan Wak Ketok Koto Parak RT 002/RW 002 Kanangan, Kelurahan Pisang, Kecamatan Pauh kota Padang pada Ahad (7/1) dini hari, lantaran disangka maling. Hingga kini polisi masih melakukan pendalaman dan memburu pelaku pengeroyokan.
Sejak Senin (8/1) pagi, sejumlah rekan kerja Syafwal silih-berganti menjenguknya. Syafwal sendiri harus menjalani operasi di bagian kepala setelah mengalami luka akibat dipukul massa.
Syafwal yang mulai pulih menceritakan kejadian yang menimpanya dan dua anak buahnya pada Ahad (7/1) dini hari lalu. Meski saat kejadian memegang pistol, ceritanya, beruntung ia tak melakukan penembakan ke arah warga yang melakukan pengeroyokan. Ia mengaku masih bisa menahan diri.
"Saya lepaskan tembakan ke udara untuk menahan aksi massa. Tapi, tidak juga terkendali hingga saya harus lari ke area pesawahan," ujarnya, Senin (8/1).
Syafwal sendiri mengaku tidak ingat secara rinci siapa saja yang melakukan pengeroyokan, lantaran jumlah pelaku yang cukup banyak.
Wakapolresta Padang AKBP Tommy Bambang Irawan membenarkan peristiwa pengeroyokan terhadap tiga anggota Polsek Pauh, Padang tersebut. Pihaknya telah membentuk tim untuk melakukan penyelidikan terkait identitas pelaku pengeroyokan tersebut. Tommy mengungkapkan, massa diperkirakan terdiri dari 30 orang.
"Pelaku dugaan penganiayaan yang akan ditangkap malam itu juga kabur setelah massa melakukan pengeroyokan terhadap anggota," kata Tommy.
Insiden pengeroyokan yang menimpa anggota polisi ini bermula ketika Ipda Syafwal bersama dua anggotanya yakni Bripka Jumadi Rais dan Brigadir Yongki Syahputra melakukan pengintaian untuk menciduk pelaku D yang terlibat kasus dugaan penganiaan, bahkan telah menjadi DPO. Pengintaian oleh ketiganya dilakukan di lokasi tak jauh dari acara pesta pernikahan salah satu warga.
Celakanya, salah seorang warga dekat lokasi pengintaian justru meneriaki maling ketiga anggota polisi tersebut. Teriakan warga tersebut praktis menyulut emosi massa yang tengah menikmati musik di lokasi pesta pernikahan. Pengeroyokan pun tak terhindarkan.
Beruntung, Bripka Jumadi Rais dan Brigadir Yongki Syahputra berhasil kabur dari kejaran massa. Namun nasib naas menimpa Ipda Syafwal yang malah dikepung massa yang tersulut emosi.