Selasa 09 Jan 2018 10:13 WIB

Gunung Agung Erupsi, Imigrasi Siapkan Perpanjangan Visa

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Gita Amanda
 Kantor Imigrasi Ngurah Rai menyiapkan perpanjangan visa bagi wisatawan mancanegara yang berada di Bali.
Foto: Mutia Ramadhani/REPUBLIKA
Kantor Imigrasi Ngurah Rai menyiapkan perpanjangan visa bagi wisatawan mancanegara yang berada di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kantor Imigrasi Ngurah Rai menyiapkan perpanjangan visa hingga 30 hari bagi wisatawan mancanegara (wisman) yang tidak bisa kembali ke negara asalnya akibat erupsi Gunung Agung. Kebijakan ini akan dimasukkan ke dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan wisatawan yang segera dirampungkan Bali Tourism Hospitality (BTH) dalam sepekan ke depan.

"Direktorat Jenderal Imigrasi di pusat telah menginformasikan dalam kondisi bencana alam, perpanjangan visa tidak menutup 14 hari saja, namun maksimal 30 hari terhitung hari pertama bandara dinyatakan ditutup," kata perwakilan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai, Yansen Riyadi Borumei, Selasa (9/1).
 
Yansen mengakui pengalaman penutupan bandara 2,5 hari pertengahan November 2017 menjadi pelajaran untuk seluruh instansi terkait. Imigrasi menjadi salah satu pihak yang masuk ke dalam rencana mitigasi.
 
"Jadi, kami tidak mempersulit orang asing yang ingin memperpanjang izin tinggalnya di Bali," katanya. Sekitar 15 ribu wisman setidaknya berkunjung ke Bali setiap harinya. Jika SOP disiapkan untuk 10 hari penutupan bandara, BTH memperkirakan akan ada 150 ribu wisman yang berada di Bali.
 
Ketua Perhimpunan Angkutan Pariwisata Bali (Pawiba), I Nyoman Sudiartha telah menginstruksikan anggotanya untuk menyediakan ratusan bus dan kendaraan untuk mengangkut wisatawan. Ia menjamin wisatawan tidak akan dipungut biaya, sebagaimana yang terjadi saat penutupan Bandara Ngurah Rai pertengahan November lalu.
 
Saat itu penumpang masih dibebani biaya Rp 300 ribu untuk transportasi menuju Bandara Juandara dan Bandara Soekarno-Hatta. Ada 200 bus yang disiagakan untuk mengangkut tamu ke tiga bandara terdekat, yaitu Blimbingsari, Juandara, dan Soekarno-Hatta.
 
"Bus ini dijamin free (gratis). Segala sesuatunya sudah disiapkan," katanya.
 
Perwakilan Hubungan Masyarakat (Humas) PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC Nusa Dua, Purnama Damayanti mengatakan perusahaan BUMN seperti ITDC juga bagian BTH. Hotel-hotel yang berada di bawah naungan ITDC telah berkoordinasi terkati rencana mitigasi ini.
 
"Hotel-hotel kami terlebih dahulu memastikan tamu yang akan memperpanjang masa menginapnya sudah memiliki tiket pesawat dari bandara alternatif. Jika tamu masih ragu, kami memastikan yang bersangkutan tetap stay (menginap) di hotel," katanya kepada Republika.co.id.
 
Hal tersebut, kata Purnama sudah berdasarkan imbauan dari Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Kantor ITDC Nusa Dua juga menjadi assembly point berkoordinasi dengan puluhan maskapai, khususnya Garuda Indonesia untuk mengurangi antrean penumpang yang mencari informasi di Bandara Ngurah Rai.
 
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan Perum Damri untuk menyiapkan transportasi," katanya.
 
Aktivitas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem hingga Selasa (9/1) pagi terpantau mengeluarkan lima kali embusan berdurasi 18-40 detik. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 200 meter di atas puncak kawah.
 
Gunung suci umat Hindu Bali ini juga mengalami dua kali gempa vulkanik dangkal berdurasi 8-12 detik, satu kali gempa vulkanik dalam berdurasi 25 detik, dan dua kali gempa tektonik jauh berdurasi 50-63 detik. Tremor menerus masih terekam dengan amplitudo satu hingga dua milimeter (mm). Jumlah pengungsi Gunung Agung sejak penyempitan radius enam kilometer (km) berkurang menjadi 69.309 jiwa di 236 titik pengungsian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement