REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Otoritas Keuangan Korea Selatan menginspeksi enam bank domestik yang menawarkan layanan akun uang digital ke institusi penyedia uang digital. Hal ini dilakukan untuk mencegah potensi terjadinya kejahatan keuangan.
Ketua Komisi Jasa Keuangan (FSC) Choi Jong-ku mengatakan, inspeksi gabungan oleh Komisi Jasa Keuangan (FSC) dan Badan Pengawas Keuangan (FSS) ini akan memeriksa apakah bank mengikuti aturan anti pencucian uang dan jasa keuangan. Enam bank yang menyediakan akun bagi institusi penyedia uang digital adalah NH Bank, Industrial Bank of Korea, Shinhan Bank, Kookmin Bank, Woori Bank, dan Korea Development Bank.
Inspeksi ini, kata Choi, intinya untuk memandu, bukan karena ada indikasi mencurigakan. Namun, uang virtual bukan alat tukar dan biasanya dipakai untuk tujuan kejahatan
''Efek sampingnya sangat merusak, baik bila muncul risiko peretasan maupun karena spekulasinya,'' ungkap Choi seperti dikutip Reuters, Senin (8/1).
Choi menyatakan otoritas ingin menekan risiko terkait uang digital. Bulan lalu, pemerintah Korea Selatan akan meregulasi lebih ketat uang digital ini, termasuk melarang akun perbankan uang digital tanpa nama bahkan menutup institusi yang menggunakan uang semacam ini.
Choi mewanti-wanti, otoritas akan membongkar dan menghukum berat kejahatan keuangan menggunakan uang digital. Apalagi, tak ada regulasi jelas di institusi penyedianya.
Juru bicara Woori Bank sudah mengisi daftar cek kewajiban untuk inspeksi. Pihak Wooribank juga menghentikan layanan akun untuk perusahaan penyedia uang digital karena menggunakan nama asli justru bertentangan dengan prinsip bursa uang digital.
NH Bank dan Shinhan Bank menolak berkomentar. Sementara tiga bank lainnya tak merespons.
Bitcoin dan uang digital lain belakangan ini sangat populer di Korea Selatan, terutama investor dari kalangan ibu rumah tangga dan mahasiswa. Pemerintah Korea Selatan mengkhawatirkan spekulasi atas penggunaan uang ini karena nilainya yang meroket luar biasa dalam waktu singkat.
Bursa uang digital Korea Selatan, Youbit, akhirnya tutup setelah bangkrut pada Desember 2017 usai mengalami dua kali peretasan. Hal itu menimbulkan kekhawatiran soal keamanan dan regulasi internal mereka.
Uang digital Korea Selatan lebih rentan terhadap peretasan karena nilai tukarnya yang lebih tinggi dibanding uang kartal. Harga bitcoin global pekan ini menyentuh 16.294 dolar AS. Di pasar Korea Selatan Nilainya mencapai 23.467 dolar AS karena sangat populer.