REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Guru-guru tengah berusaha menyembuhkan luka mental dan trauma anak-anak di Mosul, Irak. Mental anak-anak terluka setelah ISIS menguasai Mosul dan memerintah di sana. Bahkan, puluhan guru di Irak juga banyak yang mengalami trauma.
Kini guru-guru tersebut berkumpul di sebuah universitas untuk mendapatkan bimbingan. Instruktur Nazem Shaker tengah berusaha membimbing guru-guru tersebut agar para guru bisa kembali membantu anak-anak.
Shaker menggambar pohon masalah yang dihadapi anak-anak di papan tulis. Akar dari pohon masalah tersebut adalah sebuah kesedihan yang mendalam karena saudara terbunuh, menyaksikan kepala manusia dipenggal, kehancuran dan kemiskinan.
Shaker berharap, melalui program permainan dan olahraga, para guru akan bisa membantu siswa mencapai tujuan untuk menyembuhkan luka mental. Caranya dengan menumbuhkan harapan dan optimisme di dalam diri anak-anak, supaya mereka bisa kembali tersenyum.
"Cara hidup bersama (gotong royong) dan memberantas kekerasan adalah pelajaran penting yang harus diwariskan," kata Shaker, dilansir dari Arab News, Selasa (9/1).
Para guru harus mengajari siswa cara merekonstruksi kehidupan dan melepaskan diri dari tekanan. Juga mengajari siswa untuk bisa melepaskan diri dari kenangan buruk yang menghantui mereka. Bertahun-tahun ISIS memerintah di Mosul dan menghantui kehidupan anak-anak. Bahkan waktu tidur anak-anak pun terganggu.