REPUBLIKA.CO.ID, Hotel dan kafe di Iran yang menyediakan layanan dengan standar halal dapat mengajukan sertifikasi. Hal itu menyusul adanya penandatanganan nota kesepahaman antara Asosiasi Organik Iran (IOA) dan Halal World Institute (HWI).
Direktur IOA Seyyed Reza Nourani menjelaskan kerja sama ini sejalan upaya pengembangan dan modifikasi prinsip-prinsip pariwisata untuk penyediaan layanan berdasarkan standar Islam. "HWI memastikan pusat wisata, hotel dan restoran menyajikan makanan halal organik bagi wisatawan," kata Nourani dilansir dari Financial Tribune, Selasa (9/1).
Menurut peraturan, pusat sertifikasi halal mengkategorikan produk makanan menjadi tiga kelompok warna, yakni hijau untuk makanan organik, orange untuk makanan alami, dan putih untuk makanan sehat. Layanan halal tidak terbatas pada makanan, tetapi mencakup produk farmasi dan kosmetik. Hasilnya, produk kesehatan dan kecantikan disaring melalui prosedur yang tepat, memantau adanya kontaminan dan logam berat.
"Hotel dan restoran bersertifikasi, menemukan dan menarik pelanggan baru sambil mempertahankan klien yang ada. Selanjutnya, pelanggan tidak akan dikenai biaya lebih untuk pilihan layanan halal mereka," tutur Nourani.
Halal World Institute didirikan pada 2013 untuk mempromosikan dan memperluas budaya halal. Tujuan utamanya, menyiapkan dasar membedakan barang dan jasa halal dari yang tidak halal. Isu tersebut dianggap baik sebagai keyakinan agama Islam maupun sebagai standar yang unggul. Islam membagi makanan, minuman, pakaian dan produk lainnya menjadi halal (diperbolehkan) dan haram (dilarang).
Menurut laporan WiseGuyReports.com, ukuran pasar makanan halal global melebihi 772 miliar dolar AS pada 2016 dan diperkirakan mencapai 2,55 triliun dolar AS pada 2024. Hal itu didorong oleh meningkatnya permintaan konsumsi daging halal, yang sehat dan diproses lebih higienis.
Asia Pasifik memiliki pangsa pasar tertinggi dalam hal pendapatan dan diproyeksikan mempertahankan dominasinya di pasar selama periode perkiraan. Meningkatnya populasi Muslim dan meningkatnya kesadaran di kalangan konsumen di negara-negara Asia Pasifik seperti Pakistan, India, Bangladesh, Indonesia, Singapura, dan Filipina diharapkan dapat memperluas pasar.