Selasa 09 Jan 2018 13:55 WIB

Kemenkes Harap 14 Provinsi Lakukan ORI Difteri

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Winda Destiana Putri
Seorang siswi memperlihatkan brosur waspada difteri seusai melakukan imunisasi difteri saat sosialisasi komitmen pelaksaan kegiatan Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri di Sekolah SMAN 33 Jakarta, Jalan Kamal Raya, Jakarta Barat, Senin (11/12).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Seorang siswi memperlihatkan brosur waspada difteri seusai melakukan imunisasi difteri saat sosialisasi komitmen pelaksaan kegiatan Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri di Sekolah SMAN 33 Jakarta, Jalan Kamal Raya, Jakarta Barat, Senin (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berharap sebanyak 14 provinsi di 86 kabupaten pada akhir Januari 2018 nanti bisa melaksanakan Outbreak Response Immunization (ORI) yaitu pemberian imunisasi setelah mendapat laporan penyakit difteri. Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kemenkes Elizabeth Jane Soepardi membenarkan, sebanyak 86 kabupaten yang ada di 14 provinsi akan melakukan ORI kabupaten.

"Kami harapkan akhir januari 2018 bisa dilakukan (ORI kabupaten)," katanya saat dihubungi Republika, Selasa (9/1).

Saat ini vaksin untuk difteri seperti tiga dosis imunisasi dasar Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis-B dan Haemofilus influensa tipe b (DPT-HB-Hib) pada usia 2, 3 dan 4 bulan, satu dosis imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib saat usia 18 bulan, satu dosis imunisasi lanjutan difteri tetanus (DT) bagi anak kelas 1 SD/sederajat, satu dosis imunisasi lanjutan Tetanus difteri (Td) bagi anak kelas 2 SD/sederajat, dan satu dosis imunisasi lanjutan Td bagi anak kelas 5 SD/sederajat tengah disiapkan. Ia menyebutkan kendala yang terjadi adalahproses administrasinya. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Penghasil Vaksin,Bio Farma diakuinya memang sudah menjalin kontrak kerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)

"Tapi kok di LKPP, vaksinnya belum tayang, bagaimana mau belanja. Karena ini pengadaannya dengan sistem e-catalogue, jadi belanja online," ujarnya.

Jane optimistis meski dilakukan serentak di 14 provinsi, jumlah ketersediaan vaksin nantinya mencukupi kebutuhan karena Bio Farma memprioritaskan program.

"Jadi vaksin untuk program didahulukan dan sisanya baru dijual untuk swasta. Jadi tidak mungkin kekurangan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement