REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Polisi Suhardi Alius menyambut baik langkah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) wujudkan Lapas Khusus High Risk untuk narapidana terorisme di Pulau Nusakambangan. Sebab menurut Suhardi, tidak mudah mengatasi ataupun membina narapidana terorisme, terlebih mereka yang masuk dalam kategori high risk.
"Bukan perkara mudah menangani narapidana terorisme. Sangat sensitif dan banyak dinamika permasalahan yang harus dihadapi," ujar Suhardi di Jakarta, Selasa (9/1).
Suhardi menyatakan BNPT siap bersinergi dengan Ditjen PAS berkolaborasi menyiapkan Lapas Khusus High Risk untuk narapidana terorisme di Pulau Nusakambangan. "Kami akan siapkan tim untuk bersama-sama pihak Ditjen PAS melakukan programassesmentpetugas yang akan ditempatkan di blokhigh riskLapas Pasir putih Nusakambangan," katanya.
Menurutnya, program ini harus dipersiapkan dengan matang dengan menyiapkan tolak ukur regulasi yang tepat, termasuk menyediakan tempat yang steril, petugas dan aturan yang ketat untuk mewujudkan Lapas high risk khusus narapidana teroris.
Lebih lanjut, Suhardi juga berpesan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan untuk benar-benar memperhatikan kepastian masa depan dan promosi petugas yang telah dijanjikan pihak Ditjen PAS kepada petugas Pemasyarakatan yang ditempatkan di Lapas Khusus High Risk Pulau Nusakambangan.
"Saya hanya mengingatkan pihak Ditjen PAS harus konsisten mengingat risiko yang dihadapi para petugasdalam menjalankan pekerjaannya karena ini adalah motivasi bagi setiap petugas untuk bekerja dengan baik. Jangan janji tinggal janji, menjadi PHP bagi petugas yang ditempatkan," jelas Suhardi.
Sementara itu, Marjoeki selaku Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pemasyarakatan mengatakanpihaknya telah menyiapkan blok khusus narapidana teroris resiko tinggi di Lapas Pasir Putih Nusakambangan.
"Kami telah siapkan bilik khusus di Lapas Pasir Putih dengan desain khusus sedemikian rupa berbeda dengan lapas pada umumnya. Blok ini akan dihuni narapidana terorisme kategori high risk dengan penempatan one cell one man dan akan dijaga oleh petugas pilihan yang telah melewati proses assesment," jelasnya.
"Harapan kami, BNPT dapat terjun langsung bersama-sama dengan Ditjen PAS menyiapkan Lapas high risk dan ikut menangani program deradikalisasi di Nusakambangan," ujarnya.