Selasa 09 Jan 2018 22:45 WIB

Paus Dukung Perundingan Korut-Korsel

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Teguh Firmansyah
Paus Francis
Foto: ap
Paus Francis

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Paus Fransiskus meminta komunitas internasional mendukung dialog untuk meredakan ketegangan di Semenanjung Korea dan mendorong pelarangan senjata nuklir. Hal itu ia sampakaikan lewat pidato tahunannya.

Dalam pidato yang sama, Paus juga kembali meminta AS menghormati //status quo// Yerusalem.

''Amat penting mendukung upaya dialog di Semenanjung Korea demi meredakan ketegangan yang terjadi dengan meningkatan rasa saling percaya, demi masa depan warga Korea dan dunia yang damai,'' kata Paus seperti dikutip Reuters, Senin (8/1).

Pernyataan Korea Utara untuk ikut serta dalam Olympiade Musim Dingin di Pyeongchang pada Februari 2018 mendatang dinilai positif. Sebah ini jadi sinyal dimungkinkannya diskusi lebih lanjut terutama untuk isu-isu seperti kemanusiaan dan keluarga-keluarga yang telah lama terpisah.

Awal bulan ini, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyatakan tombol kendali senjata nuklir ada di mejanya. Presiden AS Donald Trump kemudian membalas dengan menyatakan tombol senjata nuklir AS lebih besar dan lebih dahsyat.

Menanggapi itu, Paus Fransiskus menilai senjata nuklir harus dilarang. Mengutip dokumen yang pernah diterbitkan Paus Johanes XXII saat puncak Perang Dingin, Paus Fransiskus menyatakan, harus diakui bahwa konflik bisa muncul karena beberapa peluang dan kondisi yang tak terduga.

Vatikan melihat tak ada yang disepakati dalam Sidang PBB terkait senjata nuklir, hanya perdebatan panjang tanpa ujung. Dalam sidang PBB pada 2017, AS bersama Inggris, Prancis, dan beberapa negara lain memboikot pembicaraan proliferasi nuklir.

Baca juga, Korut: Peluncuran Rudal untuk Targetkan Pangkalan Militer AS.

Usai pidato, Paus Fransiskus nampak menghabiskan wakti lebih panjang untuk bicara dengan utusan Korea Selatan Jonghyu Jeong dibanding diplomat lain. Acara pidato tahunan Paus itu juga dihadiri Duta Besar AS untuk Vatikan, Callista Gingrich.

Dalam pidato tersebut, Paus Fransiskus juga sempat menyinggung isu penting lain seperti perubahan iklim dan upaya menekan emisi karbon. Juga ajakan kumonitas internasional untuk membuka diri bagi para pengungsi.

Paus meminta kemanusiaan didahulukan di atas kepentingan lain. Sebagaimana diketahui, kehadiran imigran dan pengungsi belakangan sudan masuk perbincangan ranah politik di AS, Italia, dan Jerman.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement