Rabu 10 Jan 2018 00:50 WIB

Bom Meledak di Pakistan, Tujuh Orang Tewas

Bom meledak di Pakistan, Ilustrasi
Foto: EPA/Jabir Abdullah
Bom meledak di Pakistan, Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --  Sebuah bom meledak di pusat Kota Quetta, ibu kota Provinsi Balochistan, Pakistan, dan menewaskan tujuh orang serta melukai 23 lainnya pada Selasa, kata beberapa pejabat polisi dan rumah sakit.

Ledakan tersebut menargetkan sebuah truk polisi yang berada di dekat kawasan dengan keamanan tinggi lokasi dimana majelis provinsi dan kantor pemerintah lainnya berada. Seorang pelaku bom bunuh diri diyakini telah berjalan ke truk dan meledakkan dirinya, kata petugas polisi senior Abdul Razzaq Cheema kepada Reuters.

"Mayat lima polisi dan dua warga sipil, juga korban luka, dibawa ke Rumah Sakit Umum, "kata Dr Waseem Baig kepada Reuters. Ia menambahkan bahwa jumlah korban tewas dapat meningkat karena beberapa orang yang terluka dalam kondisi serius.

Serangan tersebut terjadi beberapa jam setelah menteri kepala provinsi, Sanaullah Zehri, mengundurkan diri, meski tidak ada indikasi bahwa ledakan itu terkait dengan politik provinsi.

Zehri mundur setelah beberapa anggota partai PML Nawaz memberontak melawannya untuk mendukung mosi tidak percaya di majelis provinsi, di mana dia tidak lagi memerintahkan dukungan mayoritas.

Provinsi Balochistan merupakan kawasan penting dalam Koridor Ekonomi dan Energi China-Pakistan senilai 57 miliar dolar yang ingin dibangun China sebagai bagian dari inisiatif "belt and road".

Bulan lalu dua pembom bunuh diri menyerang gereja Kristen yang penuh sesak di Pakistan barat daya membunuh sembilan orang dan melukai hingga 56 orang, dalam serangan terakhir yang diklaim oleh kelompok IS di negara tersebut.

Sebelumnya sebagaimana dikutip dari Xinhua, Kementerian Luar Negeri Pakistan pada Jumat (5/1) mengatakan di Islamabad negara itu melancarkan perang melawan terorisme dengan menggunakan sumber dayanya sendiri.

Kementerian tersebut tampaknya bereaksi terhadap penghentian bantuan keamanan yang diumumkan oleh Amerika Serikat.

Washington pada Kamis mengumumkan Amerika Serikat akan membekukan pengiriman perlengkapan militer dan dana yang berkaitan dengan keamanan buat Pakistan, kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert.

Pakisstan terlibat dengan Pemerintah AS mengenai masalah kerja sama keamanan dan menunggu perincian lebih lanjut, kata kementerian itu di dalam satu pernyataan. Dampak dari keputusan AS mengenai upaya untuk mencapai sasaran bersama juga tampaknya menjadi lebih jelas seiring dengan berjalannya waktu.

Namun perlu dihargai bahwa Pakistan telah melancarkan perang melawan terorisme terutama dengan menggunakan sumber dayanya sendiri, yang telah bernilai lebih dari 120 miliar dolar AS dalam 15 tahun, kata pernyataan tersebut.

Ditambahkannya, Pakistan "bertekad untuk terus melakukan semua yang harus dikerjakannya guna menjamin keamanan nyawa warga kami dan kestabilan yang lebih luas di wilayah ini".

Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley pada Selasa (2/1) mengatakan Washington akan menahan 255 juta dolar AS dalam bentuk bantuan untuk Pakistan dari Dana Militer Asing, yang digunakan untuk menyediakan perlengkapan militer dan pelatihan buat negara sahabat, kata beberapa laporan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement