Rabu 10 Jan 2018 05:35 WIB

Masjid Besar dan Jasa Muslim India di Liverpool

Rep: Hid/Berbagai SUmber/ Red: Agung Sasongko
Masjid Al-Rahma di Liverpool, Inggris.
Foto: en.wikipedia.org
Masjid Al-Rahma di Liverpool, Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid pertama di Liverpool yang didirikan oleh Syaikh Abdullah Quilliam pada 1887 sudah tidak ada lagi. Sebagai gantinya, kini telah berdiri tiga buah masjid, masing-masing Masjid Al- Rahma di Hatherley Street, Toxteth, sebuah masjid di wilayah Mossley Hill, dan satu masjid lainnya di Granby Street. 

Dari tiga masjid itu, Al-Rahma adalah yang terbesar. Masjid yang dikelola oleh Liverpool Muslim Society ini awalnya merupakan sebuah ruang di dalam rumah yang kemudian dibangun dan dikembangkan menjadi masjid. Masjid ini pertama kali dibangun pada 1965. Setelah menjalani beberapa kali renovasi, Al-Rahma kini bisa menampung 2.000-3.000 jamaah. Selain shalat Jumat, masjid ini juga tak pernah sepi dari jamaah yang shalat berjamaah setiap harinya. Tak hanya sebagai tempat ibadah, Masjid Al-Rahma juga berfungsi sebagai tempat mengkaji ilmu. Hal itu setidaknya terlihat dari adanya pusat kajian Islam, juga semacam taman pendidikan Alquran (TPA) bagi anak-anak. Kegiatan TPA digelar setiap akhir pekan. 

Adapun Liverpool Muslim Society, yang mengelola masjid ini, adalah kelompok masyarakat Muslim yang tinggal di Liverpool. Organisasi ini didirikan pada 1953 oleh Al-Haj Ali Hizzam, anggota dari Liverpool Muslim Community. Saat ini, Liverpool Muslim Society dikelola oleh 12 orang yang tergabung dalam dewan pengurus. 

Tak hanya kaum laki-laki yang bisa duduk sebagai dewan pengurus masjid, para Muslimah pun memiliki peluang yang sama. Asal tahu saja, masyarakat Muslim Liverpool sangat menghormati keberadaan kaum perempuan. Pada 2005 menjadi tonggak sejarah bagi Liverpool Muslim Society ketika empat Muslimah ditunjuk menjadi anggota dewan pengurus. Tentu, me reka pun bertanggung jawab atas pengelolaan Masjid Al-Rahma.

Jejak Islam di daratan Inggris sebenarnya telah ada pada sekitar 1.000 tahun silam. Beberapa jejak arkeologis seperti kepingan uang logam dan bros menunjukkan bukti bahwa pada waktu itu kaum Muslim telah ada di sana. Meski demikian, pertumbuhan kaum Muslim di Inggris baru berlangsung pesat pada awal abad ke- 18 seiring datangnya para imigran Muslim dari India. 

Pada masa awal perkembangan itu, kaum Muslim terkonsentrasi di beberapa kota besar yang menjadi pusat perdagangan maupun kota pelabuhan, seperti Cardiff (Wales), Glasgow, London, dan Liverpool. Setelah itu, gelombang imigrasi besar-besaran terjadi lagi pada pertengahan abad ke-20. Mereka sebagian besar merupakan pekerja yang dipekerjakan di pabrik-pabrik besi, baja, tekstil, dan industri lainnya. Mayoritas berasal dari Asia Selatan dan tinggal di kota-kota industri di kawasan Midlands (Inggris Tengah) dan kota-kota tekstil, seperti Lanchasire, Yorkshire dan Strachclyde. 

Dewasa ini, kaum Muslim telah menyebar di seantero wilayah Inggris Raya. Populasinya telah mencapai hampir tiga juta orang atau sekitar empat persen dari total penduduk. Yang menggembirakan, 50 persen di antaranya adalah Muslim kelahiran Inggris Raya. Dari sisi usia, sebanyak 50 persen berusia di bawah 25 tahun. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement