Rabu 10 Jan 2018 09:59 WIB

Bupati Pejawat Ciamis Ambil Cuti untuk Ikut Pilkada

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Bupati Ciamis Iing Syam Arifin (ketiga kiri) saat mendampingi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman (kedua kanan)meninjau area sawah petani pada kunjungan kerja safari panen raya beberapa waktu lalu (ilustrasi)
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Bupati Ciamis Iing Syam Arifin (ketiga kiri) saat mendampingi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman (kedua kanan)meninjau area sawah petani pada kunjungan kerja safari panen raya beberapa waktu lalu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Bupati Ciamis Iing Syam Arifin menyiapkan diri guna mengikuti Pilkada Ciamis 2018. Ia pun akan mengambil cuti sejak 15 Febaruari sampai 24 Juni 2018 untuk mengikuti konstalasi politik.

Politisi Golkar itu mengatakan sudah mengajukan calon Plt kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sehingga nantinya roda pemerintahan tetap bisa berjalan, tanpa kehadiran dirinya. "Jadi roda pemerintahan itu saya yakin bisa terus berjalan meski bupati dan wakil bupatinya cuti sementara. Kami harap prestasi, kinerja dan loyalitas ASN dipertahankan bahkan ditingkatkan," katanya, belum lama ini.

Iing meminta pelayanan kepada masyarakat tetap ditingkatkan walau tak ada pemimpin definitif. Menurutnya, semangat pegawai tidak boleh kendur di musim Pilkada. "Alhamdulillah dan terima kasih kepada rekan-rekan yang sudah selesai melaksanakan pekerjaan di tahun 2017 dengan lancar," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Ciamis Asep Sudarman menegaskan perlunya netralitas ASN dalam perhelatan Pilkada. Ia meminta ASN tidak terlibat politik praktis selama proses Pilkada berlangsung. "ASN jelas kami imbau agar ikuti aturan yang ada bersatu padu, netral. Tak boleh ada keberpihakan. Berdiri tegak lurus dan mengutamakan pelayanan publik," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement