REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto secara resmi mengukuhkan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 di Dermaga Timur, Pelabuhan Benoa, Provinsi Bali, Rabu (10/1). Ini merupakan kapal perang termuda sekaligus terlengkap hasil kerja sama Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda dengan PT PAL Indonesia (Persero).
"Ini adalah kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) dan merupakan kapal kedua dari empat kapal yang dipesan," kata Hadi dijumpai Republika.co.id di Pelabuhan Benoa, Rabu (10/1).
Empat kapal perang ini direalisasikan bertahap sesuai rencana strategi (Renstra) kedua, 2014-2019. Hadi mengatakan KRI adalah bagian integral dari pertahanan dalam negeri, sekaligus menandai kebangkitan dan kejayaan TNI Angkatan Laut (AL).
Panglima TNI didampingi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Tito Karnavian serta beberapa jajaran menteri Kabinet Kerja. Mereka antara lain Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
KRI I Gusti Ngurah Rai-332 membawa 120 kru dengan kecepatan 28 knots. Kapal ini memiliki kemampuan perang empat matra sekaligus, perang permukaan sesama kapal perang, perang bawah air melawan kapal selam, perang udara dengan pesawat tempur, dan perang elektronik. Kapal ini juga mampu membajak sistem persenjataan dan kendali dari kapal perang musuh.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal), Laksamana Pertama (Laksma) TNI Gig Jonias Mozes Sipasulta menambahkan KRI I Gusti Ngurah Rai merupakan KRI termuda, termutakhir, sekaligus terlengkap dari sisi sistem persenjataan. Kapal ini merupakan adik dari KRI Martadinata yang juga dibangun di galangan kapal dalam negeri PT PAL Indonesia.
"KRI I Gusti Ngurah Rai adalah kapal rudal berhelikopter. Jadi, ini adalah kapal terlengkap dan terbaik setelah KRI Martadinata yang menunjukkan kemampuan negara mendukung militer," katanya terpisah.
Kapal jenis Ship Integrated Geometrical Modulary Approach (SIGMA) ini memiliki spesifikasi panjang 105,11 meter, lebar 14,02 meter, draft termasuk sonar 5,73 meter, sementara bobot penuhnya 3.216 ton. Persenjataan yang dimiliki KRI I Gusti Ngurah Rai, antara lain meriam utama OTO Melara 76/62 milimeter (mm) super rapid gun, rudal SSM Exocet MM40 Block 3 yang jangkauannya bisa mencapai180-200 kilometer (km), serta rudal SAM Anti Serangan Udara Mica yang dirancang bisa dioperasikan dalam waktu singkat di segala cuaca.
Sistem persenjataan lain yang dimiliki kapal perang terbaru ini adalah torpedo Anti-Kapal Selam (AKS) A-244S. Ini merupakan torpedo jenis ringan berpandu yang memiliki kemampuan khusus mengincar sasaran di perairan laut dangkal.
Persenjataan berikutnya adalah meriam Close in Weapon Sistem (CIWS) Millenium Gun 35mm. Fungsinya menangkis serangan udara dan ancaman permukaan jarak dekat. KRI I Gusti Ngurah Rai juga memiliki metode siluman atau stealth agar tak mudah terdeteksi.