REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, secara resmi mengukuhkan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 di Pelabuhan Benoa, Provinsi Bali, Rabu (10/1). Nama kapal perang RI termuda ini diambil dari salah seorang pahlawan nasional asal Pulau Dewata, I Gusti Ngurah Rai.
Putra sulung I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Ngurah Gede Yudana, ikut menghadiri proses melaspas atau upacara pembersihan dan penyucian kapal di Dermaga Timur Benoa tersebut. Ia menyampaikan terima kasih mendalam kepada pemerintah dan negara karena berkenan memberi penghargaan sangat tinggi untuk sang ayah.
"Mencatatkan nama ayah saya sebagai nama kapal perang seperti ikut menjaga keutuhan NKRI," katanya, Rabu (10/1).
I Gusti Ngurah Rai memiliki tiga orang putra dari hasil pernikahan dengan Desak Putu Kari. Gede Yudana bercerita dirinya masih berusia 4,5 tahun ketika sang ayah maju ke medan perang. Adik pertamanya I Gusti Ngurah Tantra masih berusia 1,5 tahun, sementara adik bungsungnya, I Gusti Ngurah Alit Yudha masih berada dalam kandungan.
"Masa itu kami masih awam dan bertanya, untuk apa ayah kami harus maju ke medan perang? Sekarang kami sekeluarga harus bangga menyaksikan penghormatan untuk ayah," katanya.
Gede Yudana mengatakan KRI I Gusti Ngurah Rai juga perlambang kehormatan kepada seluruh anggota resimen yang terlibat dalam Perang Puputan, perang memperjuangkan kemerdekaan terbesar di Bali. Ngurah Rai dan pasukannya menahan lapar dan haus di hutan, gunung, dan lembah. Mereka ikhlas mempersembahkan jiwa dan raga demi keutuhan NKRI.
Gede Yudana berharap semangat Ngurah Rai selalu dikenang generasi muda sebagai sosok yang mempertaruhkan jiwa raga untuk negara di atas kepentingan keluarga, kelompok, dan pribadi. Ia mendoakan KRI Ngurah Rai dapat abadi memberi darma bakti untuk negeri.
Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto menambahkan Indonesia adalah negara yang 70 persen wilayahnya terdiri dari perairan. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.
"Struktur ini menjadikan Indonesia sangat terbuka dan dapat dimasuki dari berbagai penjuru, sehingga diperlukan kesiapsiagaan setiap komponen pertahanan NKRI, khususnya TNI Angkatan Laut (AL)," ujarnya.
Panglima TNI mengatakan pemberian nama kapal perang dari nama pahlawan nasional ini bukan sekadar menghargai jasa para pahlawan. Tujuan utamanya membangkitkan rasa nasionalisme, patriotisme, serta menghidupkan sang tokoh dalam keseharian, sehingga menjadi suri teladan generasi muda penerus bangsa.
KRI I Gusti Ngurah Rai-332 merupakan kapal kombatan jenis fregat generasi pertama yang dibuat di Indonesia bersama KRI Raden Eddy Martadinata-331. Kapal perang ini merupakan bagian keberhasilan alih teknologi alutisista karena 80 persen dikerjakan di dalam negeri. Kapal ini memiliki tingkat teknologi peperangan laut paling modern yang dimiliki TNI AL.