REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pasukan Israel mendirikan penghalang jalan untuk mengepung Kota Nablus, di Tepi Barat, pada Rabu (10/1). Penutupan jalan ini dilakukan untuk memburu pelaku penembakan seorang warga Israel yang tewas bernama Raziel Shevah (35 tahun).
Shevah terbunuh pada Selasa (9/1) malam saat sedang mengemudi di dekat pemukiman Havat Gilad, tempat dia tinggal di dekat Kota Nablus, Tepi Barat utara. Sekitar 22 peluru ditemukan di mobilnya yang diduga ditembakkan dari sebuah kendaraan yang melewatinya.
"Masuk dan keluar dari dan ke desa-desa sekitar Nablus hanya mungkin dilakukan setelah pemeriksaan keamanan. Peninjauan kembali insiden tersebut sedang berlangsung. Berdasarkan penilaian situasi diputuskan untuk memperkuat daerah tersebut dengan pasukan tambahan," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip Ahram Online.
Di daerah tersebut sering terjadi ketegangan antara pemukim Israel dan warga Palestina. Sumber keamanan Palestina mengatakan, mereka belum mendapat laporan adanya penangkapan. Menurut mereka, pemukim Israel di daerah tersebut sering melempar batu ke mobil-mobil warga Palestina.
Kerusuhan sporadis telah terjadi sejak Presiden AS Donald Trump memprovokasi kemarahan Palestina dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember lalu. Sebanyak 14 warga Palestina telah terbunuh dan ratusan lainnya cedera karena terlibat bentrok dengan pasukan Israel sejak pengumuman Trump.