Kamis 11 Jan 2018 13:32 WIB

Roosevelt Resmikan Grand Canyon Sebagai Monumen Nasional AS

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Grand Canyon
Foto: flickr
Grand Canyon

REPUBLIKA.CO.ID, ARIZONA -- Presiden Amerika Serikat (AS) Theodore Roosevelt menempatkan Grand Canyon (Ngarai Besar) di bawah perlindungan publik, dan menyatakannya sebagai monumen nasional pada 11 Januari 1908. Grand Canyon yang terletak di Arizona barat laut itu kemudian menjadi satu dari tujuh keajaiban dunia.

Dalam sebuah pernyataan yang dibuat saat berkunjung ke Grand Canyon pada 1903, Roosevelt menunjukkan niatnya melestarikan salah satu situs alami paling unik di Amerika. Dia meminta rakyatnya melestarikan keajaiban alam tersebut tetap seperti sedia kala, tanpa ditambahi apa pun untuk kemegahan, keindahan dan keagungannya.

"Biarlah keajaiban alam ini tetap seperti sekarang. Anda tidak bisa memperbaiki hal itu. Tapi yang Anda bisa lakukan adalah melestarikannya untuk anak-anak dan cucu-cucu, dan semua orang yang datang setelah Anda sebagai pemandangan besar saat setiap orang Amerika melihatnya, katanya pada saat itu.

photo
Mantan presiden AS Theodore Roosevelt.

Penambang telah menemukan sumber mineral berharga di Grand Canyon pada 1800-an, namun pekerjaan ekstraksi adalah tugas yang berbahaya dan mahal. Pada awal abad ke-20 klaim pertambangan berkurang, sementara pariwisata meningkat.

Fotografer, penulis dan pelukis menangkap keindahan dramatis Grand Canyon dalam karya mereka. Dengan perbaikan transportasi, Grand Canyon menjadi tujuan wisata yang populer. Roosevelt mengakui pengembangan industri dan komersial menjadi ancaman langsung situs tersebut, dan berusaha mencegah pembangunan rel kereta api di sekitar batas ngarai.

Meskipun penduduk asli Amerika tinggal di daerah tersebut pada awal abad ke-13, sebuah ekspedisi penjelajah Spanyol yang dipimpin Fransisco Vasquez de Coronado yang pertama kali menjelajah ke sekitar daerah itu tidak menemukannya sampai 1540. Karena letaknya yang terpencil dan tidak dapat diakses, beberapa abad berlalu sebelum pemukim Amerika Utara benar-benar menjelajahi ngarai tersebut.

Pada 1869, ahli geologi John Wesley Powell memimpin sekelompok penjelajah beranggotakan 10 orang dalam perjalanan sulit pertama mereka menyusuri derasnya Sungai Colorado dan jurang sepanjang 277 mil dengan menggunakan empat perahu dayung.

photo
Suasana pemandangan Grand Canyon di Arizona, Amerika Serikat.

Menjelang akhir abad ke-19, Grand Canyon menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya. Salah satu pengunjung terkenal adalah Roosevelt, seorang kelahiran New York yang sangat menyayangi barat Amerika.

Setelah menjadi presiden pada 1997 setelah pembunuhan Presiden William MnKinley, Roosevelt menjadikan pelestarian lingkungan sebagai fokus utama kepresidenannya. Setelah mendirikan National Wildlife Refuge untuk melindungi hewan, ikan dan burung di negara itu, Roosevelt mengalihkan perhatiannya pada peraturan federal tentang lahan publik.

Meskipun seharusnya penetapan taman nasional melalui keputusan Kongres, dengan definisi taman nasional adalah hasil pembangunan (manusia) di sebuah lahan, Roosevelt melakukannya sebagai presiden dan menggunting pita merah dan meresmikannya sebagai monumen nasional. Pada Januari 1908 dia membuat sekitar 800 ribu acre (setara 323.748,5 hektare) menjadi monumen nasional. Kongres tidak secara resmi melarang pengembangan di Grand Canyon sampai 1919, ketika Presiden Woodrow Wilson menandatangani Undang-undang Taman Nasional Grand Canyon.

Saat ini, lebih dari lima juta orang mengunjungi ngarai setiap tahunnya. Situs itu dapat dijangkau dengan berjalan kaki, menggunakan perahu dan arung jeram, hiking dan berlari di daerah ini juga sangat populer. Banyak yang memilih menghemat energi mereka dan hanya melihat pemandangan dari pinggiran selatan ngarai, sekitar 7.000 kaki di atas permukaan laut, dan mengagumi pemandangan yang hampir tidak berubah selama lebih dari 400 tahun.

sumber : History
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement