REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Predikat Indonesia yang disebut sebagai supermarket bencana tampaknya cukup tepat. Pasalnya, di DI Yogyakarta saja, bencana yang tercatat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mencapai 1.065 kejadian. "Laporan kejadian mencapai 1.970, kejadian bencana mencapai 1.065," kata Manajer Pusdalops BPBD DIY, Danang Samsu Rizal, kepada Republika.co.id, Kamis (11/1).
Ia mengungkapkan, kejadian bencana yang dilaporkan sendiri meliputi tanah longsor, angin kencang, kebakaran, banjir, dan kecelakaan sungai serta laut. Bencana alam banyak terjadi pada November dan kejadian nonbencana banyak terjadi pada Maret.
Kejadian bencana itu sendiri mengakibatkan banyak dampak yang dirasakan masyarakat. Mulai dari pohon tumbang, jalan rusak, kerusakan lahan pertanian, korban luka-luka, meninggal dan tentu kerugian materil.
Sepanjang tahun lalu, kejadian pohon tumbang merupakan salah satu dampak bencana yang paling banyak terjadi. Pasalnya, kejadian pohon tumbang yang terjadi di kabupaten/kota DIY mencapai 1.549 kejadian. "Pohon tumbang disebabkan angin, hujan, lapuk yang mengakibatkan kerusakan lain," ujar Danang.
Selain itu, kejadian bencana yang terjadi mengakibatkan setidaknya 23,04 kilometer jalan rusak berat. Kerusakan yang terjadi meliputi jalan-jalan nasional, provinsi dan kabuapaten maupun kota di DIY. "Itu data kejadian, tidak semua data yang sudah masuk kategori bencana," kata Danang.
Kerusakan yang diakibatkan kejadian bencana turut mengakibatkan kerusakan puluhan ribu hektare lahan pertanian. Kerusakan itu meliputi sawah dan kebun yang diakibatkan longsor, banjir, angin kencang dan lahan yang terbakar.
Kejadian bencana turut mengakibatkan 90 sekolah terdampak, baik yang mengalami rusak ringan, sedang, berat dan tergenang. Sebanyak 69 warga mengalami korban luka-luka yang diakibatkan bencana, kebakaran, petir, pohon tumbang dan kecelakaan air.
Untuk korban jiwa, kejadian dan bencana yang terjadi di DIY sepanjang tahun lalu mencapai 122 orang meliputi bunuh diri, kecelakaan air dan korban bencana. Sedangkan, kerugian yang diakibatkan kejadian dan bencana mencapai Rp 520.734.985.600. "Itu merupakan estimasi nilai kerusakan berdasar perhitungan kerusakan hasil kaji cepat," ujar Danang.