Kamis 11 Jan 2018 15:16 WIB

Sembilan Bulan Berlalu, Kasus Penyerangan Novel Masih Gelap

Rep: Mabruroh/ Red: Bayu Hermawan
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono
Foto: Republika/Singgih Wiryono
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan masih belum terungkap, meski telah sembilan bulan berlalu. Walau Mabes Polri telah mengeksposes sketsa wajah terduga pelaku, namun belum ada perkembangan penyelidikan yang signifikan.

"Kita masih jalan ya, kita mencari terus (pelaku)," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, Kamis (11/1).

Argo mengatakan, pihak kepolisian sudah menyebarkan sketsa wajah empat terduga pelaku penyerangan. Sketsa itu dibuat berdasarkan hasil keterangan dari para saksi yang melihat di lokasi kejadian.

"Keterangan saksi sudah kita gambarkan di situ," ucapnya.

Seperti diketahui, Novel Baswedan menjadi korban penyerangan misterius usai dia melaksanakan solat subuh di masjid di dekat rumahnya. Novel yang mendapat serangan tiba-tiba di wajahnya tidak sempat melihat wajah pelaku tersebut.

Pascakejadian Novel segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Novel pun kini menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di luar negeri.

Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan memerlukan partisipasi masyarakat dalam mencari tahu keberadaan empat orang yang ada dalam sketsa tersebut. Misalnya kata dia, melaporkan bila ada orang yang diduga memiliki kemiripan.

"Kita mengharapkan partisipasi masyarakat melapor kalau melihat, mendengar, mengetahui siapa sih yang di gambar itu. Kalau mirip siapa, si A, si B, si C," kata Setyo.

Sejauh ini tambah Setyo, ada 500 masukan informasi dari masyarakat. Sayangnya informasi-informasi tersebut belum ada yang signifikan. "Kan kita sudah sebar ke seluruh masyarakat sketsanya, dan kita masih mencari, masukan dari masyarakat sudah lebih dari 500 tapi belum ada yang signifikan," kata Setyo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement