REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Daratan Pulau Tikus, pulau kecil berjarak delapan mil laut dari Kota Bengkulu terus menyusut akibat abrasi dan kenaikan permukaan air laut.
"Daratan pulau terus menyusut akibat gerusan ombak, terutama di sisi timur," kata Petugas Menara Suar Pulau Tikus, Kusnadi di Pulau Tikus, Kamis.
Ia mengatakan, abrasi atau penyusutan daratan pulau terus terjadi dalam beberapa tahun terakhir sehingga daratan pulau hanya tersisa 0,6 hektare.
Sementara, luas daratan pulau tersebut awalnya diketahui mencapai dua hektare dan ditopang terumbu karang seluas 200 hektare.
"Sudah banyak pihak yang melakukan penghijauan di pulau ini, tapi pohon-pohon yang ada tak mampu menahan terjangan ombak," kata dia.
Penyusutan daratan pulau tersebut juga membuat sejumlah fasilitas yang ada terpaksa dipindahkan ke lokasi lain, seperti menara suar yang sudah dua kali berpindah lokasi.
Sementara, Koordinator Komunitas Mangrove Bengkulu, Riki Rahmansyah mengatakan, abrasi yang terus-menerus menggerus pulau itu dapat ditahan dengan menumbuhkan mangrove.
Karena itu, sejak Mei 2017, komunitas menanam 380 batang bibit mangrove jenis Rhizophora stylosa dan saat ini hampir 50 persen tumbuh dengan jumlah daun berkisar enam hingga delapan helai.
"Kami menanam mangrove dalam paralon sehingga bibit tidak hanyut dibawa ombak," kata Riki.
Bila mangrove yang ditanam tersebut tumbuh dan mampu membentuk ekosistem baru di Pulau Tikus, besar kemungkinan keberadaan pulau tersebut dapat dipertahankan.