REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PDIP, Andreas Hugo Pareira mengatakan hasil pungutan suara di Pilkada tidak selalu pararel dengan pemilihan skala nasional, seperti pilpres dan pileg. Menurutnya, akan terjadi banyak hal baru yang boleh jadi sulit ditebak.
Dia tidak terlalu setuju dengan istilah, siapa yang menguasai Jawa, maka akan menguasai Indonesia. "Jawaban saya belum tentu. Karakter daripada pilkada, pilpres dan pileg itu berbeda," kata dia di Jakarta, Kamis (11/1).
Andreas mencontohkan, banyak pertanyaan, mengapa PDIP menerima Gerindra di (Pilgub) Jatim misalnya terkait mengusung Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno. Lalu, mengapa PDIP sama-sama mendukung di Sulsel, atau mengapa Demokrat ikut mendukung Ganjar Pranowo-Taj Yasin di Pilgub Jateng.
"Apakah berarti di nasional selesai? Apakah ini menunjukkan partai tidak konsisten? Saya jawab bisa iya bisa tidak," lanjutnya.
Karekter pemilih di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional, kata dia, berbeda dan punya kepentingan masing-masing. Sehingga partai pun menjadi terbuka.
Meski begitu, tidak dimungkiri kemenangan di pulau Jawa bisa memberikan motivasi, kepercayaan diri untuk even skala nasional. Inilah, menurutnya koalisi nyata yang ada.
"Saya pun menduga hasil pilkada (pulau) Jawa tidak selalu pararel dengan pilpres, pileg," ujarnya.