Kamis 11 Jan 2018 19:27 WIB

Gunung Agung Semburkan Abu Panas Setinggi 2,5 Kilometer

Asap bercampur abu vulkanis keluar dari kawah Gunung Agung, terlihat dari Sidemen, Karangasem, Bali, Jumat (8/12).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Asap bercampur abu vulkanis keluar dari kawah Gunung Agung, terlihat dari Sidemen, Karangasem, Bali, Jumat (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekam Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, kembali erupsi pada Kamis (11/1). Gunung Agung menyemburkan abu dengan ketinggian kolom mencapai 2,5 kilometer.

Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana di Pos Pengamatan Gunung Agung, Karangasem, Kamis, menjelaskan erupsi yang terjadi sekitar pukul 17.54 WITA itu mengeluarkan asap bercampur abu gunung bertekanan sedang. Abu berwarna kelabu dan hitam dengan intensitas tebal.

Abu gunung tersebut diperkirakan condong mengarah ke utara dan timur laut mengikuti arah angin. PVMBG merekam terjadi satu kali letusan dengan amplitudo 27 mm berdurasi 130 detik dan empat kali hembusan dengan amplitudo 7-20 mm berdurasi 20-24 detik.

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menyebutkan hujan abu diperkirakan jatuh di beberapa daerah terdekat di sebelah utara hingga timur laut dari Gunung Agung. Sebaran hujan abu tidak jauh dari Gunung Agung karena tinggi kolom erupsi hanya 2.500 meter.

"Informasi dari Pasebaya hujan abu vulkanik tipis telah terjadi di Tulamben, Rubaya, dan Dukuh Kubu. Aktivitas masyarakat normal. Tidak ada kepanikan di masyarakat," ucap Sutopo.

BNPB mengimbau masyarakat tetap tenang di tengah aktivitas vulkanik Gunung Agung masih cukup tinggi dan berstatus Awas sehingga masih dimungkinkan terjadi erupsi dan hembusan. Pihaknya meminta masyarakat tetap mentaati rekomendasi pemerintah bahwa tidak melakukan aktivitas apapun di dalam radius 6 kilometer dari puncak kawah.

Hingga saat ini sebanyak 53.207 jiwa masyarakat masih mengungsi yang tersebar di 233 titik pengungsian di seluruh Bali. Sementara itu kondisi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tetap aman dan normal beroperasi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement