REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- DPW PPP Sumut menyatakan tetap menolak keputusan DPP yang mengusung Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus dalam Pilgub Sumut. Meski demikian, mereka belum berani menentukan kepada siapa dukungan diberikan.
Ketua DPW PPP Sumut, Yulizar Paralagutan Lubis mengatakan, mereka belum akan menggerakkan mesin partai. Hal ini dikarenakan DPW PPP Sumut masih menunggu penjelasan dari DPP.
"Kita tidak bicara dukungan ke mana pun. Hari ini saya sampaikan ke DPP dan Majelis Syariah DPP untuk datang ke Medan. Jelaskan ke seluruh PPP Sumut kenapa tindakan itu dilakukan. Kami akan menyurati DPP meminta agar mereka berikan penjelasan, tabayun," kata Yulizar di Medan, Kamis (11/1).
Yulizar menjelaskan, yang menjadi persoalan dasar bagi mereka adalah calon yang diusung DPP tidak sesuai dengan aspirasi umat Islam dan kader PPP di Sumut. Menurutnya, DPW Sumut sebenarnya ikhlas dan siap memenangkan pasangan calon yang diusung PDI Perjuangan. Namun, dengan syarat pasangan itu harus merupakan figur Muslim-Muslim.
Untuk mewujudkan ini, DPW PPP Sumut pun telah menawarkan kadernya untuk menjadi bakal calon, yaitu Hasrul Azwar dan Fadly Nurzal. Mereka juga menyodorkan tiga figur lain yang dinilai memiliki elektabilitas tinggi di Sumut. Namun, ternyata seluruh rekomendasi DPW tidak diterima.
"Mekanisme partai tidak berjalan. Rekomendasi yang kami sampaikan ke DPP ada tiga calon, yakni Tengku Erry, Edy Rahmayadi dan Syamsul Arifin. Djarot tidak masuk rekomendasi kami tapi diputuskan DPP nama itu," ujar dia. "Makanya," kata dia melanjutkan, "kami nyatakan menolak keputusan yang ditetapkan DPP."
Yulizar pun mengaku tidak peduli dengan dukungan yang diberikan DPP untuk Djarot-Sihar. Dia menegaskan, DPW dan seluruh DPC se-Sumut tidak akan ikut memenangkan Djarot-Sihar hingga ada penjelasan lebih lanjut.
"Kontrak politik kan dengan DPP bukan dengan kami. Yang bergerak dan bekerja kan yang di Sumut. Bisa nggak yang di Jakarta bergerak? Kan enggak. Jadi sekarang posisi kami diam," kata Yulizar.