REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) segera layarkan 10 ribu ton beras ke Palestina. Bantuan ini akan dibawa dengan Kapal Kemanusiaan Palestina.
Keputusan sepihak AS terkait pemindahan ibu kota Israel ke Yerusalem atau Al-Quds telah memantik kembali krisis Israel-Palestina. Reaksi protes maupun kecaman secara keras dilayangkan oleh warga Palestina dan dunia, termasuk Indonesia.
Peristiwa tersebut juga memicu konsolidasi filantropi yang kuat dari rakyat Indonesia. Empati dan kepedulian bangsa Indonesia untuk Palestina pun bertambah. ACT selama ini mengumpulkan donasi dan kembali akan menyalurkannya.
(Baca: ACT untuk Palestina" href="http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/18/01/10/p2cldl335-mui-dukung-bantuan-kemanusiaan-act-untuk-palestina" target="_blank" rel="noopener">MUI Dukung Bantuan Kemanusiaan ACT untuk Palestina)
Bantuan kemanusiaan yang akan dikirim kali ini lebih masif berupa 10 ribu ton beras. Bantuan segera dilayarkan melalui Program Kapal Kemanusiaan. Tidak hanya beras, bantuan pangan lain seperti gula dan tepung juga turut diangkut oleh Kapal Kemanusiaan Palestina.
Bantuan pangan menjadi prioritas pengiriman karena dibutuhkan mendesak. Pasang surut tindakan represif sepihak Israel semakin memperburuk kondisi warga Palestina. Tak hanya di Yerusalem Timur, tapi juga di Gaza.
Populasi Gaza yang saat ini berkisar kurang dari dua juta jiwa, lebih dari 80 persen warganya hidup dalam kesulitan ekonomi sosial termasuk pangan. Sejauh ini mereka hidup serbaterbatas dan mengandalkan bantuan dari dunia luar.
Hingga kini, ada lebih 200 ribu keluarga di Gaza yang memerlukan bantuan kemanusiaan. Diperkirakan volume 10 ribu ton bantuan pangan tersebut mampu memberi dukungan logistik bagi warga Palestina yang membutuhkan.
Presiden ACT Ahyudin menyampaikan Kapal Kemanusiaan Palestina (KKP) merupakan sekuel kolaboratif masyarakat, pelaku usaha, dan relawan kemanusiaan. Seperti dua Kapal Kemanusiaan yang telah mengirimkan bantuan pangan untuk korban kelaparan di Afrika dan pengungsi Rohingya di Bangladesh, KKP melibatkan peran besar bangsa Indonesia.
Yang membuatnya berbeda dari proyek KK sebelumnya, KKP Palestina telah membangkitkan kepedulian global. Sejauh ini, beberapa negara di Eropa dan Asia Tenggara telah menyatakan komitmennya untuk ikut mendukung proyek tersebut. Ini membuktikan bahwa kebangkitan filantropi global telah bersatu untuk mengatasi problem Palestina.
"KKP juga menjadi piranti pemersatu bangsa-bangsa merdeka, bangsa-bangsa berdaulat, untuk mendorong kemerdekaan Palestina," kata dia dalam siaran pers yang diterima Republika.
Ia menilai KKP adalah sarana mengekspresikan kolaborasi untuk kemerdekaan. KKP rencananya akan diberangkatkan pada 21 Februari mendatang. Insan Nurrohman selaku Vice President ACT memaparkan, KKP akan membawa 10 ribu ton bantuan pangan tersebut secara bertahap dalam rentang enam bulan ke depan.
Bantuan ini diperkirakan akan masuk melalui Gaza, termasuk opsi tambahan melalui wilayah Tepi Barat atau Yerusalem. "KKP akan kembali menggandeng Samudra Indonesia sebagai mitra pelayaran proyek kemanusiaan besar ini," katanya.
Opsi-opsi jalur pelayaran dan jalur distribusi sedang dimatangkan bersamaan dengan beberapa inisiasi audiensi dengan Kedutaan Besar Mesir dan Palestina di Indonesia. Selain KKP, ACT juga menyalurkan bantuan berupa Dapur Umum di beberapa wilayah di Palestina, layanan medis gratis serta bantuan air bersih di Gaza.