Jumat 12 Jan 2018 18:31 WIB

Dewan Masjid Dorong Fungsi Masjid Sebagai Pusat Masyarakat

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agus Yulianto
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (kanan) menyampaikan arahannya pada acara pelantikan Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Jakarta, Jumat (12/1).
Foto: Darmawan / Republika
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (kanan) menyampaikan arahannya pada acara pelantikan Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Jakarta, Jumat (12/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) periode 2017-2022 resmi dikukuhkan pada Kamis (12/1). Bertempat di Meeting Lounge Ruang 30Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Moh Jusuf Kalla terpilih kembali sebagai ketua umum pengurus harian DMI. Acara pengukuhan pengurus pimpinan pusat DMI ini merupakan tindak lanjut hasil Muktamar ke-7 DMI di Asrama Haji Pondok Gede pada 10-12 November 2017 lalu.

Pada acara pengukuhan tersebut, DMI menekankan, program strategis dan prioritas mereka untuk periode kepengurusan yang telah ditetapkan. Sekretaris Jenderal DMI, Imam Addaruqutni, mengatakan, yang menjadi fokus dan prioritas DMI selanjutnya ialah bagaimana 'memakmurkan dan dimakmurkan masjid'. Dalam hal ini, DMI menekankan berbagai program yang akan berdampak pada kepentingan masjid dan kemakmuran masyarakat.

Menurutnya, selama ini, terdapat tantangan pada budaya masyarakat. Dimana, pengertian masyarakat terhadap masjid masih sebatas sebagai tempat ibadah dan tidak boleh ada kegiatan lain. Padahal menurutnya, masjid juga bisa berfungsi sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pengkajian keilmuan.

Dia mengatakan, masyarakat yang berdaya menunjukkan masjid tersebut berdaya. Jika semua masjid melaksanakan program pemberdayaan masyarakat, kata dia, masyarakat akan turut sejahtera.

Masjid, menurutnya, bukan hanya sekedar menumpuk kotak amal. Namun, juga melakukan pembiayaan bagi pemberdayaan masyarakat.

"Prioritas saat ini ialah kesadaran keberadaan kelembagaan masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga sebagai pusat masyarakat. Artinya, masyarakat hidup, beribadah, bekerja, semua terinspirasi dari masjid," kata Imam, di Masjid Istiqlal, Jumat (12/1).

Senada dengan Imam, Direktur Program DMI Munawar Fuad Noeh, mengatakan, fokus DMI yang utama ialah mengembalikan fungsi dan manfaat masjid. Sebagaimana pada zaman Rasulullah SAW, masjid juga berfungsi sebagai pusat ibadah, pusat silaturahim dan ukhuwah, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. "Termasuk, untuk hal-hal penting seperti pelayanan umat, seperti kesehatan, pendidikan, dan lingkungan hidup," katanya.

Munawar mengatakan, terdapat 10 program DMI di Indonesia yang digulirkan oleh Jusuf Kalla. Program yang saat ini tengah berlangsung ialah program akustik masjid (penataan sound system) seluruh masjid, program pemberdayaan ekonomi masjid, pengembangan wisata religi berbasis masjid, program pendidikan, lingkungan, dan kesehatan.

"DMI benar-benar berfokus untuk menjadi pemersatu umat dalam kerangka membangun keummatan dan ke-Indonesia-an.Jadi, masjid sebagai pemersatu dan menjadi ramah bagi semua kalangan masyarakat," kata Munawar.

Selain melanjutkan program yang sudah ada, prioritas DMI ke depan adalah memakmurkan dan dimakmurkan masjid. Menurutnya, bukan hanya memiliki jumlah yang banyak. Namun masjid juga memiliki banyak manfaat dan kaidahnya.

Dalam hal ini, DMI terus menggalakkan program pemberdayaan masjid, yang berupa penguatan peran masjid dalam rangka memakmurkan jamaah dan lingkungannya. Sehingga, umat Islam bisa berkontribusi lebih luas bagi bangsa dan negara.

Dalam perhitungan DMI, dia mengatakan, saat ini, ada sekitar 850 ribu masjid dan mushala di seluruh Indonesia. Dengan jumlah sebanyak itu, dia mengatakan, masjid diharapkan bisa berperan dalam mengurangi kemiskinan melalui program-program pemberdayaan ekonomi berbasis masjid.

Dalam hal ini, Munawar menuturkan, bahwa DMI menggalang kerja sama dengan para aghniya' (orang-orang kaya). DMI mendorong peran serta para aghniya' untuk lebih banyak peduli kepada para kaum dhuafa dan fakir miskin melalui zakat dan infak.

Selain itu, DMI mendorong masjid memberdayakan masyarakat melalui usaha produktif. Menurutnya, DMI mendorong kesadaran tentang pentingnya kewirausahaan, membuka akses permodalan, dan menghadirkan keterjangkauan harga bagi masyarakat terhadap sembako yang murah.

"Masjid benar-benar berusaha membangun masyarakat yang mutamaddin (yang berdaya secara ekonomi, politik, dan sosial budaya)," tambahnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement