Sabtu 13 Jan 2018 06:45 WIB

Satgas Pangan Selidiki Gejolak Harga Beras Mahal

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andi Nur Aminah
Harga Beras Naik (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Harga Beras Naik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDAR LAMPUNG -- Gejolak harga beras yang terus bergerak naik hingga melebihi harga eceran tertinggi (HET) membuat Satuan Petugas (Satgas) Pangan Polresta Bandar Lampung turun tangan. Bersama Dinas Pertanian, Bulog, dan Balai POM, Satgas pangan menyelidiki kenaikan harga beras ke berbagai tempat.

Ketua Satgas Pangan Polresta Bandar Lampung Kompol Harto Agung Cahyono membenarkan satgas pangan akan turun menyelidiki gejolak harga beras di pasaran belakangan ini. Tim segara turun ke lapangan, katanya, Jumat (12/1).

Tim Satgas Pangan Polresta Banda Lampung akan menindak oknum yang memainkan harga beras hingga melebihi ketentutan HET pemerintah. Selain kepada pihak yang sengaja menimbun beras sehingga terjadi gejolak harga di pasaran juga ditindak.

Beberapa toko beras yang dijumpai, mengaku belum mendapatkan adanya tim satgas yang menanyakan ke toko berasnya. Menurut dia, harga beras jadi mahal karena harga dari agen berasnya sudah naik. "Kalau mau selidiki, dari agen hingga petani setempat," ujar Darmin, salah seorang penjual beras di Pasar Induk Tamin.

Kenaikan harga beras, ia mengatakan bukan kemauan penjual beras eceran yang ada di pasar. Tetapi, karena pengaruh di agen. Sedangkan agen juga harganya tergantung di tingkat penggilingan gabah.

Menurut dia, kenaikan harga beras di tingkat eceran, karena harga gabah kering panen petani sudah naik akibat belum panen dan juga stok berkurang. "Akar masalahnya ada di daerah penghasil gabah," ujarnya.

Harga gabah kering panen, menurut dia, dipengaruhi dengan tawaran dari pembeli dari luar Lampung yang membeli gabah petani dengan harga tinggi untuk di bawa ke luar Lampung. Dampaknya, stok gabah di penggilingan gabah berkurang dan harga menjadi mahal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement